Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Alpukat Cipedak, Ditanam di Pekarangan Saja Omzetnya Bisa Rp 10 Juta

Faisal sudah menanam avokad cipedak sejak dua tahun lalu di lahan budidayanya seluas 2.000 meter persegi

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Alpukat Cipedak, Ditanam di Pekarangan Saja Omzetnya Bisa Rp 10 Juta
wikusoul

TRIBUNNEWS.COM -- Avokad atau biasa disebut alpukat merupakan buah yang sangat populer di Indonesia. Salah satu varietas buah avokad yang belakangan ini mulai popular dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah avokad Cipedak. Dari budidaya tanaman avokad Cipedak, seorang pembudidaya bisa meraup omzet hingga Rp 10 juta per bulan.

Alpukat merupakan buah yang sangat populer di Indonesia. Selain rasanya enak, buah avokad juga kaya akan kandungan vitamin dan mineral yang bermanfaat bagi kesehatan tubuh. Avokad yang sudah masak di pohon biasa dijadikan minuman jus atau dimakan begitu saja bersama gula dan susu.

Buah yang memiliki nama latin Persea americana ini, berasal dari Meksiko dan Amerika Tengah. Lazimnya, tanaman avokad tumbuh hingga mencapai mencapai 20 meter. Tanaman ini memiliki daun dengan panjang 12 sentimeter (cm) hingga 25 cm. Selain itu, memiliki bunga tersembunyi yang berwarna hijau kekuningan dengan ukuran 5 milimeter (mm)–10 mm.

Salah satu varietas avokad yang belakangan ini mulai popular dibudidayakan masyarakat Indonesia adalah avokad cipedak. Penyebutan varietas avokad ini diambil dari nama sebuah kelurahan di Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, yakni Cipedak. Tapi, pembudidaya avokad ini telah menyebar ke berbagai penjuru tanah air.

Salah satunya Syamsudin Slamet. Ia telah membudidayakan avokad cipedak sejak tahun 2010 di lahan 100 meter persegi di Depok, Jawa Barat. Dia bilang, banyak keunggulan menanam avokad cipedak. Tanaman ini bisa dibudidayakan di pekarangan rumah. Selain di media tanah, bibit avokad ini juga bisa tumbuh di polibag.

Keunggulan lain varietas avokad cipedak adalah masa berbuahnya yang produktif. Menurut Syamsudin, ia biasa menjual bibit avokad cipedak ketika usia tanamnya 2 bulan–3 bulan. Sekali panen, ia mampu menghasilkan 500 batang bibit avokad cipedak.

Selain itu, avokad cipedak memiliki tekstur daging yang legit dan manis. “Kulitnya juga tipis, sehingga avokad ini bisa dikupas layaknya buah pisang,” katanya. Ia menjual bibit avokad cipedak berkisar Rp 25.000-Rp 100.000 per pohon. Dalam sebulan, bisa terjual 60 bibit dengan omzet Rp 5 juta.

Berita Rekomendasi

Pembudidaya avokad cipedak lainnya adalah Faisal Hermawan di Magelang, Jawa Tengah. Faisal sudah menanam avokad cipedak sejak dua tahun lalu di lahan budidayanya seluas 2.000 meter persegi. Di lahan itu, Faisal menanam lebih dari 50 pohon avokad cipedak, avokad Hawai dan aneka tanaman buah lainnya.

Menurut Faisal, ketertarikan membudidayakan avokad cipedak lantaran produktivitas panen buah ini tergolong cepat. Pada usia tanaman baru dua tahun, buah avokad cipedak sudah bisa dipanen. Panen terjadi dua kali dalam setahun.

Sekali panen, Faisal bisa memetik 300 kg avokad. Saat dipanen, avokad cipedak memiliki bobot rata-rata 400–500 gram per buah. Faisal menjual avokad cipedak Rp 25.000 per kg. Dari penjualan itu, ia bisa mengantongi omzet Rp 10 juta per bulan. (Merlina M. Barbara/Rani Nossa)

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas