Guyonan JK: Kalau Tidak Ada Pemadaman Listrik, Nanti Insinyur Apa Kerjanya Lagi Kan?
Insinyur harus positif thingking atau berpikir positif.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Insinyur harus positif thingking atau berpikir positif.
Begitu kata Wakil Presiden RI, Jusuf Kalla pada acara Pra Kongres XX Persatuan Insinyur Indonesia, di Hotel Sari Pan Pacific, Jakarta Pusat, Jumat (11/12/2015).
Kata JK, insinyur harus bisa melihat tantangan sebagai pelungan, terutama untuk meningkatkan daya saing, menghadapi era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) tahun depan.
Dia mengingatkan bila ada mati lampu atau pemadaman listrik, insinyur harus melihatnya sebagai peluang.
"Kalau listrik semua sudah lengkap, sudah baik, tidak ada pemadaman, nanti insinyur listrik apa kerjanya lagi kan?" ujarnya sembari tertawa.
Pemadaman adalah indikasi kurangnya pembangkit tenaga listrik, bagi sarjana teknik, tentunya hal tersebut merupakan peluang baik yang harus dimanfaatkan.
Hal yang sama juga harus diterapkan dalam melihat kemacetan di kota-kota besar.
Insinyur kata dia tidak boleh sekedar mengeluh, namun harus melihatnya sebagai peluang. Pasalnya, kemacetan bisa jadi merupakan indikator kurangnya infrastruktur jalan.
"Negara miskin tidak pernah macet. Justru kita maju tapi tidak kita imbangi dengan infrastruktur, maka macet. Justru itulah dibutuhkan jalan, dibutuhkan insinyur," terangnya.
Pemerintah saat ini tengah mendongkrak pembangunan infrastruktur, dan hal tersebut merupakan kesempatan bagi insinyur. Apalagi bila mempertimbangkan jumlah insinyur di Indonesia masih kurang.
Perbandingan insinyur dan jumlah penduduk, yakni 1:10.000. Di Malaysia, perbandingannya adalah 1: 3000, sedangkan di Singapura adalah 1: 1000.