Incar India, POLY Menjajal Benang Dekorasi
Produk baru ini tak hanya untuk menyuplai pasar domestik, tapi juga menyasar pasar India.
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Produsen benang dan serat sintetis PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY) akan menambah produk baru berupa benang khusus untuk dekorasi rumah tahun depan. Produk baru ini tak hanya untuk menyuplai pasar domestik, tapi juga menyasar pasar India.
Ravi Shankar, President Director Asia Pacific Fibers bilang, mereka saat ini sedang melakukan pembicaraan dengan calon pembeli dari India. "Sampel sudah kami produksi dan ada ketertarikan dari salah satu perusahaan di India," kata Ravi, Kamis (17/12/2015).
Jika proses kerjasama sukses, POLY punya peluang mendapatkan pesanan benang sebanyak 400 ton per bulan. Sayang, Ravi tak mau menyebutkan nama perusahaan tersebut dengan alasan belum ada kesepakatan. "Januari 2016 kami akan bertemu lagi. Jika nanti tak ada kesepakatan, kami tetap produksi benang untuk home furnishing itu," tegas Ravi.
Walaupun bikin benang baru, POLY tetap produksi benang khusus lainnya seperti serat tahan api dan benang otomotif. Dari sisi produksi, tahun depan POLY berencana melakukan peremajaan mesin di pabrik Karawang Jawa Barat dan Kendal Jawa Tengah. POLY akan mengalokasikan belanja modal 7 juta dolar AS.
Strategi efisiensi lain yang akan dilakukan POLY adalah, menghentikan produksi bahan baku purified terephthalic acid (TPA) mulai November 2015. Selanjutnya, POLY membeli TPA dari produsen domestik 70% dan impor 30%. Ravi bilang, mengimpor produk PTA lebih untung ketimbang produksi sendiri.
Untuk diketahui, kapasitas produksi PTA milik POLY capai 340.000 ton PTA per tahun. Mesin TPA ini sudah berhenti sejak November 2015 lalu, dan kini memasuki masa revamping atau perubahan fungsi yang ditargetkan rampung 2,5 tahun. Untuk revamping mesin ini, POLY mengalokasikan dana 50 juta dolar AS.
Tak hanya itu, POLY ingn membeli akan generator, turbin gas dan boiler untuk menjaga pasokan listrik di pabrik Karawang. "Pasokan listrik dari PLN sering padam, sementara produksi harus jalan terus," tambah Tunaryo, Sekretaris Perusahaan POLY.
Untuk diketahui, pada kuartal III-2015, POLY mencatat penjualan sebesar 301 juta dolar AS, turun 20% ketimbang periode penjualan yang sama tahun lalu 380 juta dolar AS. (Revita Rita Rani)