Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Pasar Tekstil Indonesia Didominasi Produk Tiongkok

kondisi kebutuhan dalam negeri terhadap tekstil dan produk tekstil (TPT) terus mengalami pertumbuhan yang cukup pesat

Editor: Sanusi
zoom-in Pasar Tekstil Indonesia Didominasi Produk Tiongkok
KOMPAS/HERU SRI KUMORO
Proses produksi poliester di PT Asia Pacific Fibers di Karawang, Jawa Barat 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) mengatakan kondisi kebutuhan dalam negeri terhadap tekstil dan produk tekstil (TPT) terus mengalami pertumbuhan yang cukup pesat. Sayangnya, penetrasi pasar TPT dalam negeri justru didominasi oleh produk-produk impor.

Ketua Umum API Ade Sudrajat menuturkan, impor TPT setiap tahunnya terus mengalami peningkatan. Berkaca pada 2013, nilai impor TPT naik menjadi 8,47 miliar dolar AS dari 8,14 dolar AS pada tahun sebelumnya. Bahkan pada 2014, nilai impor TPT kembali naik menjadi 8,56 miliar dolar AS.

"Impor paling besar dari Tiongkok dan Korea. Tiongkok itu di kisaran 4 miliar dolar AS dan Korea itu 3 miliar dolar AS, sedangkan sisanya diisi dari berbagai negara lainnya. Ini menunjukkan konsumsi meningkat sedangkan di sisi lain penetrasi pasar dalam negeri kita diisi oleh produk-produk impor," ujar Ade dalam konferensi pers di Graha Surveyor Indonesia, Jalan Jenderal Gatot Subroto, Jakarta Selatan, Kamis (18/2/2016).

Dia menambahkan, poduksi TPT justru mengalami pelemahan di saat kebutuhan dalam negeri meningkat. Berdasarkan data yang dikemukakan Ade, produksi TPT Indonesia ambrol selama tiga tahun, dari 2012-2014. Pada 2012 nilai produksi TPT turun menjadi 22,85 miliar dolar AS dari 25,21 dolar AS pada tahun sebelumnya.

Sementara pada 2013, nilai produksi TPT Indonesia tak mampu digenjot dan harus rela berkurang menjadi 20,56 miliar dolar AS. Menyedihkan lagi, pada 2015 menjadi penurunan yang terdalam setelah nilai produksi TPT Indonesia hanya mampu meraih sebesar 18,34 miliar dolar AS.

"Produksi terjadi pelemahan karena berkurangnya permintaan dari luar. Daya sang kita melemah karena yang lain menggunakan perdagangan bebas atau Free Trade Agreement (FTA) dengan Eropa, sedangkan kita tidak dan harus membayar Bea Masuk (BM) sekitar 6-12 persen ke Uni Eropa. Kalau ke Amerika Serikat sekitar 11-30 persen," papar dia.

Dikatakan Ade bahwa pasar TPT dunia memiliki potensi untuk digarap Indonesia. Hal ini karena Tiongkok yang merupakan pemain utama ekspor TPT dunia saat ini tengah mengalami pelambatan produksi maupun ekspor.

BERITA REKOMENDASI

"Seharusnya Indonesia bisa mengekspor lebih untuk pakaian jadi. Namun tentu harus didukung dengan pengembangan industri tekstil yang dibarengi dengan kompetensi pekerja yang lebih mumpuni dan dukungan kebijakan pemerintah," pungkas Ade.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas