Didesak Pendemo, Rudiantara Tak Berani Tutup Uber dan Grab
Setelah beberapa jam berdiskusi, hasilnya ternyata mengecewakan dan membuat ratusan sopir taksi yang demo di depan Kantor Kemenkominfo mengamuk.
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Beberapa perwakilan dari Payuyupan Pengemudi Angkutan Darat (PPAD) akhirnya berhasil bertemu dengan Menteri Komunikasi dan Informastika (Kemenkominfo) Rudi Antara.
Setelah beberapa jam berdiskusi, hasilnya ternyata mengecewakan dan membuat ratusan sopir taksi yang demo di depan Kantor Kemenkominfo mengamuk.
"Pada saudara-saudaraku semua, hari ini saya mewakili teman-teman dipanggil menghadap dan diterima Menkominfo. Tapi saya sangat menyesalkan," ucap Suharto, perwakilan dari PPAD dari atas mobil komando.
Alhasil, pernyataan Suharto itu langsung disambut oleh teriakan dan makian dari ratusan sopir taksi yang sudah berdemo sejak siang tadi hingga membuat jalan Medan Merdeka Barat lumpuh.
Suharto melanjutkan dari hasil pertemuannya dengan Menteri Rudiantara, menurutnya tidak didapatkan keputusan yang jelas dan cenderung nasib para sopir taksi digantungkan.
"Beliau (Rudiantara) mengatakan tidak bisa menutup aplikasi grab dan uber. Saya tanya siapa yang bisa tutup aplikasi itu? Dia jawab tidak tahu," tegas Suharto menyampaikan perbincangannya dengan Rudiantara.
Alhasil makian dan cacian pun langsung terlontar dari ratusan sopir taksi. Mereka berteriak menuntut Rudiantara mundur bahkan memaki Rudiantara dengan kata-kata kasar.
Lebih lanjut lantaran batas waktu demo dari kepolisian hingga pukul 17.30 WIB, akhirnya massa memutuskan untuk bergeser melakukan aksi demo di Istana Negara.
"Karena batas aksi demo sampai pukul 17.30 WIB, kita putuskan kita geser saja demo di Istana. Ingat tetap damai jangan anarkis," kata Suharto.
Mengantisipasi aksi demo ini, Polda Metro Jaya mengerahkan 5000 personil dibantu prajurit TNI dan Mabes Polri.