Fokus Investasi Berubah Akibatkan Pendapaat First Media Ambles 47,5 Persen
"Penurunan di 2015 ini terutama disebabkan adanya perubahan fokus investasi."
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Perusahaan yang terafiliasi Lippo Group, PT First Media Tbk, dalam laporan keuangan 2015 mencatatkan penurunan total pendapatan sebesar 47,5 persen menjadi Rp 1,1 triliun, dari total pendapatan 2014 sebesar Rp 2 triliun.
Wakil Presiden Direktur First Media Irwan Djaja, mengatakan penurunan total pendapatan disebabkan oleh perubahan fokus investasi perseroan. Pada 2015, investasi perseroan difokuskan pada broadband internet nikrabel 4G LTE dan bioskop.
Sedangkan di 2014, investasi perseroan terutama di bidang internet berbasis kabel dan televisi berbayar kabel.
"Penurunan di 2015 ini terutama disebabkan adanya perubahan fokus investasi," ujar Irwan usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan First Media di Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Selain itu, perseroan juga sudah tidak lagi mengkonsolidasikan PT Link Net Tbk sejak 1 November 2014. Perseroan melakukan divestasi sebagian saham dengan kode emiten LINK tersebut sehingga kepemilikan saham Perseroan atas LINK menjadi 33,82 persen.
Untuk memperbaiki kinerja keuangannya sepanjang 2015, perseroan menggenjot pengembangan bisnis yang sudah berjalan saat ini.
Misal, menambah jaringan BTS untuk memperluas cakupan layanan broadband internet 4G LTE, membangun infrastruktur telekomunikasi in-building solution dan Wi-Fi di berbagai pusat perbelanjaan dan gedung perkantoran.
Inves di Bisnis Bioskop
Perusahaan juga membangun bioskop di berbagai kota dan menambah jumlah layar. "Kebutuhan pasar 4.000 sampai 5.000 layar, sekarang baru terpenuhi 1.100 layar, kami melihat masih ada peluang di sana," tutur Irwan.
Irwan menyebutkan, sepanjang 2015 First Media sudah melakukan penambahan 73 layar di 14 lokasi yang tersebar di 10 kota. Ke depan, perseroan bakal terus menambah layarnya di 2016 hingga 190 layar di 35 lokasi, yang tersebar di 26 kota.
"Kami percaya diri di 2016 bisa tambah layar sampai 190 layar. Satu layar nilai investasinya sekitar Rp 2 miliar sampai Rp 3 miliar," tutup Irwan.
Penulis: Iwan Supriyatna