Pantauan di Pasar Tradisional Jakarta, Kebijakan Impor Gagal Redam Lonjakan Harga Pangan
Selama ini, tiga komoditas impor, bawang merah, daging, dan gula merupakan komoditas strategis. Fluktuasi harganya menyumbang cukup besar pada inflasi
Editor: Choirul Arifin
Menyangkut harga gula, Kemdag menginginkan harga gula stabil di kisaran Rp 12.500 per kg di pasar.
Sementara harga gula dari tingkat petani tebu paling rendah Rp 9.500 per kg.
Namun di Pasar Kramat Jati, harga gula rata-rata Rp 15.500–Rp 16.000 per kg, dan di Pasar Minggu harga gula rata-rata Rp 14.000-Rp 15.000 per kg.
Impor gula
Tidak hanya bawang merah dan daging sapi, pemerintah juga akan mengimpor gula.
Pemerintah sudah menambah pasokan pasar melalui penugasan impor pada PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI) sebanyak 150.000 ton.
Dari jumlah itu, ada 99.000 ton yang sudah tersalur ke pasar.
"Pemerintah juga menugaskan PT Perkebunan Nusantara (PTPN) dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI) untuk mengimpor gula mentah sebesar 381.000 ton untuk diolah menjadi gula konsumsi," ujar Menteri Perdagangan Thomas Lembong.
Rupanya, langkah ini belum juga menekan lonjakan harga gula selama sampai di awal puasa ini. Lewat impor ini, pemerintah berharap harga gula bisa ditekan di kisaran Rp 11.500 - Rp 12.500 per kg.
Direktur Pengadaan Bulog Wahyu mengatakan, pihaknya menggunakan dana komersial dari kas internal Bulog untuk mengimpor daging sebanyak 10.000 ton.
Anggaran yang disiapkan Bulog sekitar Rp 700 miliar. Daging ini ditargetkan masuk ke Indonesia secara bertahap.
"Untuk tahap pertama, 3.000 ton akan datang paling lambat pada 26 Juni 2016," ujar Wahyu kepada Kontan, Senin (6/6/2016).
Selain mendatangkan daging sapi, Bulog juga menjanjaki impor bawang dari Vietnam dan Filipina. Anggaran yang digunakan juga berasal dari anggaran komersial dan internal Bulog.
Hanya saja, berapa besar dana yang disiapkan untuk impor bawang, Wahyu hanya bilang tidak terlalu besar. Ia menegaskan, tidak ada subsidi dari pemerintah.