'Tak Ada Monopoli di Industri Seluler'
Isu praktik monopoli di industri seluler khususnya di luar Jawa yang berkembang belakangan ini dinilai tak relevan
Editor: Sanusi
“Agresifitas dari operator membangun jaringan itu kunci dia menguasai layanan. Di bisnis seluler itu dikenal 3C, Coverage, Capacity, Content. Coverage atau jangkauan yang utama. Saya lihat yang agresif dan konsisten itu memang Telkomsel urusan coverage, wajar dia paling luas dan banyak pelanggan,” kata dia.
Menurut Kristiono, jika sekarang ada operator yang berteriak ada ketidakseimbangan market share secara layanan, sebaiknya melihat kembali kepada kewajiban membangunnya sesuai modern licensing yang diperoleh dan dijanjikan.
“Seharusnya ketentuan tersebut dipenuhi oleh operator sehingga terjadi keseimbangan pasar dan akhirnya konsumen yang diuntungkan dengan adanya kualitas yang baik dan harga yang kompetitif. Sebaiknya yang ketinggalan membangun berbenah diri saja untuk mengejar ketertinggalannya,” pungkasnya.
Pangsa Pasar
Sebelumnya, Indosat Ooredoo menuding operator dominan menguasai 80 persen pangsa pasar seluler di luar Jawa.
Namun, Telkomsel menegaskan penguasaan pasar di luar Pulau Jawa diraih melalui sebuah proses yang panjang dan jatuh bangun yang luar biasa sejak berdirinya di tahun 1995.
Dalam catatan indosat Ooredoo, Telkomsel telah memiliki 116.000 BTS Telkomsel tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Angka penambahan jaringan ini dilakukan secara konsisten dengan rata-rata sebesar 25 persen setiap tahun.