Menteri Perindustrian Saleh Husin kunjungi pabrik boneka Barbie milik Mattel Indonesia
Selain itu juga meningkatkan kebanggaan serta membantu ‘branding’ dan pemasaran ke pasar global.
Editor: Rachmat Hidayat
TRIBUNNEWS.COM, CIKARANG-Menteri Perindustrian Saleh Husin meminta kepada pelaku industri mainan di dalam negeri melakukan inovasi yang memiliki ciri khas atau karakter budaya Indonesia.
Apalagi Indonesia kaya dengan budaya dan tradisi dari masing-masing daerah, sehingga produk mainan yang diciptakan bisa beragam jenis.
Untuk produksi boneka, pelaku industri juga diminta mendesain dan memproduksi dengan karakter tokoh-tokoh cerita Nusantara dan menggunakan pakaian tradisional dari berbagai daerah di Indonesia.
"Penggemar boneka di dunia kan sangat antusias kepada sesuatu yang khas. Karakter peminat boneka di mana-mana ialah cenderung mencari sesuatu yang berbeda dan eksklusif," Kata Menteri Perindustrian Saleh Husin saat mengunjungi pabrik milik PT Mattel Indonesia produsen boneka Barbie, Ever after High, Monster High dan Dora, di Cikarang, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Kamis (23/6/2016).
"Jadi, jika ada Barbie berpakaian khas Minang, Dayak, Sunda, Bali, NTT, Papua dan lain-lain saya yakin diminati dan diburu oleh penggemar boneka dunia. Apalagi saya lihat sudah ada Barbie yang berpakaian khas Jepang, Korea, suku Indian dan sebagainya," tambahnya.
Figur boneka unik itu, lanjutnya, juga dapat berkontribusi pada promosi dan sosialisasi produk fesyen tradisional masing-masing daerah di Tanah Air.
Selain itu juga meningkatkan kebanggaan serta membantu ‘branding’ dan pemasaran ke pasar global.
Lebih lanjut Menperin mengatakan industri mainan merupakan salah satu industri yang memiliki peran dalam kelompok 12 komoditi unggulan ekspor.
Tercatat pada tahun 2015, industri mainan telah berhasil mengekspor sebesar USD 456 juta yang setara dengan Rp 6,16 triliun jika mengacu pada nilai tukar rata-rata rupiah terhadap dollar AS sepanjang 2015 sebesar RP 13.500.
Sedangkan pada kuartal I tahun 2016 sebesar USD 83 juta dengan jumlah penyerapan tenaga kerja sebesar 82.000 orang.
"Dari total ekspor tahun 2015 itu, porsi ekspor Mattel sebesar 30 persen. Untuk itu saya menyampaikan apresiasi atas kontribusi Mattel yang signifikan tersebut," ujar Saleh.
Mattel Indonesia merupakan anak usaha dari Mattel Inc yang berpusat di Los Angeles, AS. Selain Barbie, Mattel produk boneka dan mainan seperti Fisher Price, Hot Wheels, dan Thomas & Friends.
Beroperasi lebih dari 20 tahun di Indonesia, Mattel membangun dua unit pabrik di Kawasan Industri Jababeka. Produksinya mencapai 60 juta unit per tahun dan mengekspor lebih dari 3 juta unit boneka setiap bulan secara reguler.
Pasar terbesar Mattel Indonesia ialah AS dan Kanada (40 persen), Eropa (35 persen), Amerika Latin (20 persen) dan Asia Pasifik (5 persen).
Senior Vice President Dolls and Diecast Manufacturing Mattel Indonesia Teck Heng Soo mengatakan, Mattel Indonesia merupakan pabrik terbesar di antara pabrik Mattel di dunia seperti China, Malaysia, Thailand, dan Meksiko.
"Posisi Indonesia sangat penting bagi mata rantai produksi Mattel. Kami juga mendukung industri lokal karena melibatkan pemasok dan subkontraktor," ujarnya sembari menyebut jumlah karyawan Mattel Indonesia sebanyak 10 ribu orang.
Vice President and General Manager Mattel Indonesia Roy Tandean menambahkan, pabrik di Cikarang memproduksi 50 persen Barbie yang beredar di seluruh dunia.
"Jadi, kami bisa bilang Indonesia telah menjadi tuan rumah terbesar Barbie. Kami juga memproduksi 2 juta pakaian boneka per minggu," ujarnya.