Bank Mandiri Tingkatkan Risiko Kredit Bermasalah
Hingga akhir Juni 2016, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,1 triliun, turun 28,7 persen dibandingkan laba periode yang sama tahun lalu.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Fajar Anjungroso
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bank Mandiri juga tengah fokus dalam mengelola berbagai risiko bisnis untuk menjaga kinerja perseroan secara berkelanjutan.
Pasalnya, saat ini perbankan nasional masih terkena dampak perlambatan ekonomi.
Hingga akhir Juni 2016, perseroan mencatatkan laba bersih sebesar Rp7,1 triliun, turun 28,7 persen dibandingkan laba periode yang sama tahun lalu.
Turunnya laba operasional tersebut terutama disebabkan meningkatnya biaya pencadangan (provision) dari Rp4,0 triliun di triwulan II/2015 menjadi Rp 9,9 triliun di triwulan II/2016, sebagai langkah Perseroan untuk antisipasi risiko peningkatan kredit bermasalah.
Apabila tidak memperhitungkan biaya pencadangan, maka Pre-Provision Operating Profit (PPOP) mencapai Rp 19,3 triliun atau secara tahunan tumbuh 13,3 persen, yang menunjukkan operasional Perseroan yang masih cukup solid.
Selain itu, pada periode yang sama, Perseroan berhasil menurunkan beban bunga sebesar 9,3 persen secara tahunan, seiring meningkatnya komposisi dana murah Perseroan.
“Kami tetap bersyukur atas pencapaian ini ditengah tantangan perlambatan kondisi ekonomi domestik dan internasional serta insiatif perseroan yang mulai melakukan penurunan suku bunga menuju single digit secara bertahap," ujar Corporate Secretary Bank Mandiri Rohan Hafas, Selasa (26/7/2016).
Selain itu, Bank Mandiri juga melakukan langkah-langkah antisipasi untuk memastikan agar kedepannya perseroan tetap tumbuh sehat dan berkelanjutan, dan dapat mengelola kredit bermasalah sebaik mungkin.
Di antaranya melalui penguatan fungsi risk, penajaman Risk Acceptance Criteria (RAC), dan optimalisasi restrukturisasi dan recovery untuk penyelesaian kredit bermasalah dengan lebih fokus, cepat dan tuntas.
“untuk memperkuat struktur asset produktif yang lebih solid, kami juga telah membentuk pencadangan dan menerapkan kebijakan loan loss coverage yang cukup konservatif," papar Rohan.
Di sisi lain, kepercayaan masyarakat kepada Bank Mandiri pun terus tumbuh, yang ditunjukkan dengan naiknya penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) menjadi Rp 691,4 triliun pada akhir Juni 2016 dari Rp 654,9 triliun di periode yang sama tahun sebelumnya.
Dari pencapaian tersebut, total dana murah (giro dan tabungan) yang berhasil dikumpulkan Bank Mandiri mencapai Rp 439,4 triliun, yang terutama didorong oleh peningkatan tabungan sebesar Rp 37,1 triliun menjadi Rp 273,6 triliun.