Pak Polisi, Bus-bus Kami Dilempari Batu!
Berdasar temuan selama ini, menurut Kurnia, pelakunya kebanyakan adalah anak-anak dan remaja tanggung.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Banyak curhatan disampaikan pengusaha bus di acara forum diskusi MarkPlus Center for Transportation yang digelar MarkPlus bareng Direktorat Jenderal Perhubungan Darat RI di kantor MarkPlus Jakarta.
Satu diantaranya yang mengemuka adalah aksi pelemparan batu ke arah bus yang banyak dialami oleh bus-bus antarkota di jalur Lintas Sumatera dan lintas Pulau Jawa.
Ketua Umum Ikatan Pengusaha Otobus Muda Indonesia (IPOMI) Kurnia Lesani Adnan mengatakan, banyak bus anggota IPOMI dan non-anggota IPOMI di jalur lintas Sumatera, baik barat maupun tengah dan timur yang menjadi korban aksi pelemparan batu oleh orang-orang tak bertanggung jawab.
Hal serupa juga terjadi di Pulau Jawa.
Berdasar temuan selama ini, menurut Kurnia, pelakunya kebanyakan adalah anak-anak dan remaja tanggung. Akibat aksi pelemparan batu ke arah bus ini, kaca bus pecah dan melukai penumpang dan awak bus.
Bahkan ada pengemudi bus di Jawa Tengah yang meninggal akibat terkena hantaman batu dari arah depan yang menembus kaca depan dan mengenai kepalanya.
Kerugian yang diderita pengusaha bus tidak sedikit dari aksi pelemparan batu ini. Selain harus menanggung biaya pengobatan korban juga harus mengganti kaca bus yang pecah.
"Banyak kejadian kami alami seputar pelemparan batu ini. Kita sudah lakukan sosialisasi. tapi kita sulit menangkap pelakunya dan apa motifnya," keluhnya.
Kurnia mengaku beberapa armada bus yang dikelolanya, PO SAN, pernah menjadi korban aksi pelemparan batu di Pulau Jawa dan Sumatera.
Armada PO SAN banyak melayani trayek dari Bengkulu ke sejumlah kota di Pulau Jawa.
Hal senada juga disampaikan Ateng Haryanto, Sekretaris Jenderal Organda. "Kejadian yang kita alami bus tidak hanya dilempari batu tapi juga ditembak pakai senapan angin. Insiden ini terjadi di Gombong, Jawa Tengah," kata Ateng.
Kurnia juga mengeluhkan lemahnya penegakan hukum oleh kepolisian. Dia menunjuk contoh aksi pelemparan batu ke arah bus yang dilakukan beberapa remaja di daerah Situbondo, Jawa Timur.
Pelakunya berhasil ditangkap polisi, namun upaya hukum lanjutan untuk memberi efek jera kepada pelaku, menurutnya tidak jelas.
Berdasar data temuan, aksi pelemparan batu di Lintas Sumatera antara lain terjadi di sekitar Lubuk Linggau dan Baturaja (Lintas Tengah Sumatera). Di Pulau Jawa, aksi pelemparan antara lain di jalur selatan Jawa Tengah.
Dirjen Perhubungan Darat Pudji Hartanto Iskandar menduga, terjadinya aksi pelemparan batu karena ulah ugal-ugalan sebagian pengemudi bus di jalan raya, yang membuat masyarakat jadi jengkel dan memilih main hakim sendiri. "Harus ada penyadaran bahwa jalan raya adalah milik bersama," katanya.
Penasehat komunitas BisMania Community (BMC) Harsono menilai, peristiwa pelemparan batu ke arah bus sebagai kasus dilematis.
"Ini seperti buah simalakama. Di satu sisi, pelaku pelempar sebetulnya mereka adalah masyarakat yang dendam karena keluarga atau kerabatnya menjadi korban kecelakaan karena ulah bus yang ngebut," kata Harsono.
Di sisi lain, perbuatan itu menyalahi hukum dan menimbulkan kerugian bagi pengusaha bus.
"PO harus berbenah menertibkan perilaku pengemudinya demi menekan tendensi aksi pelemparan batu," tegas Harsono.