Guru Besar UI Minta Perusahaan Larang Pegawainya Merokok pada Jam Kerja
Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Hasbullah Thabrany mengatakan, produktivitas masyarakat yang mengonsumsi rokok mengalami penurunan
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Guru Besar Universitas Indonesia (UI) Hasbullah Thabrany mengatakan, produktivitas masyarakat yang mengonsumsi rokok mengalami penurunan.
Hal ini dia sampaikan saat acara diskusi mengenai rokok yang diselenggarakan oleh Center for Health Economics and Policy Studies Universitas Indonesia (CHEPS UI) di Jakarta, Selasa (20/12/2016).
Dia memaparkan, hasrat seseorang untuk merokok sangat susah untuk dibendung jika dirinya sudah pada level kecanduan. Dia menilai, hal itu akan menghilangkan waktu produktif.
"Di kantor misalnya, seorang pegawai bisa saja keluar sebentar-sebentar untuk sekadar merokok. Itu sangat mengurangi produktivitas perusahaan. Semestinya perusahaan melarang hal ini," ujar Hasbullah.
Dia menyarankan perusahaan berpartisipasi untuk menurunkan angka perokok dan meningkatkan produktivitas perusahaan.
Caranya, yakni dengan mendorong pemerintah menaikkan harga rokok di kisaran Rp 50.000 per bungkus.
"Pada harga Rp 50.000 itulah kita baru bisa turunkan konsumsi rokok. Ini bisa dilakukan secara perlahan," ucapnya.
Hasbullah optimistis upaya menaikkan harga rokok ini akan efektif diterapkan di Tanah Air. Sebab, sejumlah negara tetangga sudah lebih dulu menerapkan harga rokok yang lebih mahal untuk menekan jumlah perokok.
"Harga rokok di Indonesia sangat murah, dari situ orang banyak yang konsumsi. Coba harganya seperti di Singapura yang mencapai Rp 100.000 - Rp 150.000 per bungkus," tandas Hasbullah.(Iwan Supriyatna)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.