Jawa Timur Amankan Stok Beras Sampai Juli 2017
"Stok sebanyak itu masih akan bertambah lagi ketika musim panen yang diperkirakan pada Februari hingga Maret 2017"
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, MALANG- Stok beras untuk kebutuhan warga Jawa Timur masih aman hingga Juli 2017 dengan persediaan sebanyak 320.000 ton yang tersimpan di sejumlah gudang Bulog di Jatim.
"Stok sebanyak itu masih akan bertambah lagi ketika musim panen yang diperkirakan pada Februari hingga Maret 2017," kata Kepala Bulog Divre Jawa Timur Witono di Malang, Selasa (20/12/2016).
Witono menyebut, rata-rata pengadaan beras setiap hari mencapai 1.800 ton per hari.
Pengadaan beras yang distok Bulog Divre Jatim tersebut tidak hanya utnuk memenuhi kebutuhan warga provinsi itu, tetapi didistribusikan untuk provinsi lain, khususnya di luar Pulau Jawa, seperti NTT, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Sumatera Selatan, NAD, Papua, Makasar, Sumatera Barat, Bengkulu, dan Kalimantan Selatan.
Peran Bulog Jatim dalam memenuhi kebutuhan pangan nasional relatif cukup besar sebab sekitar 30%-35% pengadaan pangan nasional ditopang dari Jatim.
Kebutuhan beras warga Jatim setiap bulan rata-rata mencapai 42.000 ton, termasuk untuk rastra, TNI, dan operasi pasar (OP).
Wihano mengklaim, pencapaian pengadaan beras di Jatim selama 2016 sudah terealisasai sekitar 91% atau sekitar 766.000 ton.
"Harapan kami pada tahun depan realiasasi serapan beras petani akan lebih besar lagi, karena cuaca yang sangat mendukung pertanian padi," katanya.
Terkait adanya rastra berkutu, Witono menyebut, beras tersebut dari gudang. Namun, dengan adanya program rumah pangan kita (RPK) di rukun warga (RW), diharapkan beras yang ada cepat terdistribusi sehingga beras yang ada bisa terus berganti.
"Salah satu tujuan program RPK ini sirkulasi beras yang ada di gudang Bulogakan cepat berganti. Bagaimana caranya sahabat RPK ini menjual beras dengan cepat, apalagi tahun depan jumlah RPK juga akan ditambah sebanyak 7.000 dari target 25.000 hingga 2020," katanya.
Program OP yang digelar di berbagai daerah di Jatim selama ini dinilai kurang efektif karena belum mampu menjangkau seluruh wilayah, terutama di daerah pelosok.
"Dengan adanya sahabat RPK ini diharapkan warga yang berada di pelosok juga bisa terjangkau, apalagi kami juga bekerja sama dengan BUMDes dan perbankan," katanya.
Reporter: Endang Sukarelawati
Sumber: Antara