Saudi Aramco Inves 5 Miliar Dollar untuk Naikan Kapasitas Kilang Cilacap Milik Pertamina
Saudi Aramco akan membenamkan investasi sebesar 5 miliar dollar AS untuk meningkatkan kapasitas kilang Cilacap dari 350 MBCD menjadi 400 MBCD.
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana kedatangan Raja Saudi yakni Pangeran Salman selain memenuhi undangan Jokowi juga berkaitan dengan isu-isu yang masih mengganjal dalam investasi Arab Saudi di Indonesia.
Anggota DPR RI Komisi VI Inas N Zubir menjelaskan program Pemerintahan Jokowi di sektor pengilangan minyak, menarik minat Arab Saudi untuk berinvestasi. Apalagi kata Inas industri kilang selama 10 tahun terakhir ini terabaikan.
"Dalam program pembangunan kilang, Jokowi telah menginstruksikan Pertamina untuk segera merevitalisasi dan membangun kilang baru," ujar Inas, Sabtu (28/1/2017).
Inas memaparkan Pertamina menerjemahkan-nya dalam road map Grass Root Refinery (GRR) dan Refinery Development Master Plan (RDMP).
Lalu Saudi Aramco, NOC atau perusahaan minyak negara Arab Saudi telah dilengserkan posisinya sebagai invenstor di GRR Tuban oleh Rosneft,
Inas mengatakan Saudi Aramco juga menjadi investor di RDMP Cilacap, dimana JV Agreement-nya sudah ditanda tangani November 2016. Tetapi kata Inas hal itu menuai protes dari Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB).
"Dalam JV Agreement tersebut tampak benar bahwa Saudi Aramco memperoleh keuntungan yang lebih besar ketimbang Pertamina," ungkap Inas.
Di proyek RDMP Cilacap tersebut Saudi Aramco akan membenamkan investasi sebesar 5 miliar dollar AS untuk meningkatkan kapasitas kilang Cilacap dari 350 MBCD menjadi 400 MBCD.
Inas menambahkan, komposisi kepemilikan kilang Cilacap berubah menjadi 55 persen Pertamina dan 45 persen Saudi Aramco.
"Isu tentang GRR Tuban dan RDMP Cilacap tersebut diperkirakan akan menjadi topik utama pembicaraan Pangeran Salman dengan Jokowi," kata Inas.