Investasi Valas Bikin Kapok, Investasi di Properti Bikin Ketagihan
"Saya tidak begitu cocok dengan pola investasi individual yang melihat kinerja suatu komoditas atau forex," katanya.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dunia bisnis bukan dunia baru buat Denon Berriklinsky Prawiraatmadja. Tapi, investasi tergolong dunia baru bagi Chief Executive Officer (CEO) PT Whitesky Aviation ini.
Dia baru tertarik berinvestasi 2005 lalu. Rasa penasaran dan keingintahuan mempelajari hal-hal baru akhirnya mendorong Denon berkenalan dengan dunia investasi.
Pria lulusan Universitas Trisakti, Jakarta, ini mencicipi bermacam instrumen investasi, mulai reksadana, valuta asing (valas), hingga properti.
Denon yang memulai karier sebagai arsitek di PT Danayasa Arthatama Tbk berkenalan dengan reksadana saham sekitar tahun 2005.
Saat itu ia memang sengaja mempercayakan dananya kepada fund manager daripada terjun langsung.
Tapi, Denon langsung masuk ke reksadana saham yang berisiko tinggi. Bukan tanpa alasan.
Dia merasa dengan menanamkan dana melalui reksadana keuntungannya jauh lebih pasti mengingat saat itu ia sedang merintis bisnis baru.
Produk reksadana pertama yang Denon beli adalah keluaran PT Schroder Invesment Management Indonesia dan PT Fortis Invesment (sekarang PT BNP Paribas Investment Partners).
Dia berinvestasi di reksadana dengan portofolio utama adalah saham sektor pertambangan yang sedang berada di atas angin.
Setelah cukup lama berkecimpung di reksadana, Denon mulai memberanikan diri melirik instrumen investasi lainnya. Pada 2012, ia mencoba peruntungan dengan berinvestasi instrumen valas dan emas.
Sayang, kedua produk investasi ini hanya bertahan kurang lebih satu tahun di portofolio Denon, lantaran merugi.
"Saya tidak begitu cocok dengan pola investasi individual yang melihat kinerja suatu komoditas atau forex," katanya.
Sejak itu, dia kapok investasi valas dan emas. Instrumen investasi yang lebih stabil memang dibutuhkan Denon, yang pada 2010 memulai bisnis penerbangan bersama koleganya.
Di tahun tersebut dia mengakuisisi maskapai charter PT Kura Kura Aviation, yang kemudian berganti nama menjadi Whitesky Aviation.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.