DPR: Pemerintah Tak Punya Modal dan Teknologi Garap Tambang Freeport
"Secara semangat mampu, tapi secara nyata, kita susah kelola tambang Freeport secara sendiri dan mandiri."
Penulis: Adiatmaputra Fajar Pratama
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota DPR Komisi VII Harry Poernomo menilai pemerintah akan rugi ratusan triliun jika PT Freeport Indonesia hengkang dari tanah air.
Pasalnya saat hal itu terjadi, semua teknologi dan modal yang ditanamkan Freeport puluhan tahun akan dibawa tanpa sisa.
"Saya masih punya pesimisme, bukan hanya teknologi tapi permodalan," ujar Harry di komplek parlemen RI, Jakarta, Kamis (23/2/2017).
Harry pun mengapresiasi semangat untuk mengelola tambang Freeport secara mandiri. Namun dilihat dari kenyataannya selama ini, Indonesia harus meminta bantuan dari pihak lain terutama menggarap tambang emas di Papua.
"Secara semangat mampu, tapi secara nyata, kita susah kelola tambang Freeport secara sendiri dan mandiri," kata Harry.
Baca: Fahri Hamzah: Selesaikanlah Freeport, Jangan Dipakai Buat Gagah-Gagahan
Harry menunjuk contoh di Blok Masela, Inpex harus mengajak Shell. Begitu juga di Blok Mahakam Total Indonesie mengajak Inpex.
"Sekarang Pertamina 100 persen di Blok Mahakam, tapi nantinya pasti divestasi sebagian sahamnya, bukan hanya kemampuan tapi berbagai risiko," jelas Harry.
Politisi Gerindra itu menambahkan jika lahan Freeport ada di tambang terbuka tidak masalah untuk menggali. Namun pada kenyataannya sekarang Freeport sudah memiliki tambang Grasberg di bawah tanah.
"Kecuali tambang terbuka batubara itu mudah, karena tinggal mengeruk saja," ungkap Harry.