Dongkrak Ekonomi Kreatif, Putra Daerah Ini Inisiasi Gerakan Makmurkan Cirebon
“Ekonomi kreatif di Cirebon belum dikelola secara maksimal, akibatnya Cirebon masih mengalami kemunduran dibanding daerah- daerah lain di Jawa Barat."
Editor: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudah jadi “rahasia umum” bahwa Cirebon memiliki potensi unggul di bidang ekonomi kreatif mulai dari hasil karya seni, destinasi pariwisata, fashion, hingga kuliner.
Namun sayangnya, segala potensi tersebut belum mampu menopang perekonomian kota Cirebon, apalagi membawa kesejahteraan bagi masyarakatnya.
“Ekonomi kreatif di Cirebon belum dikelola secara maksimal, akibatnya Cirebon masih mengalami kemunduran dibanding daerah- daerah lain di Jawa Barat. Padahal, bila dikelola secara tepat, dan konsisten bisa menjadi sumber kekuatan baru bagi pertumbuhan ekonomi,” ujar Anggawira, pengusaha muda nasional itu.
Berangkat dari keprihatinannya melihat kondisi kota Cirebon yang belum memunjukan tanda- tanda kemajuan selama beberapa dasawarsa, putra daerah ini menginisiasi sebuah gerakan yang menjadi ujung tombak kemajuan ekonomi di Cirebon.
Lewat “Gerakan Memakmurkan Cirebon”, Anggawira berkomitmen ingin mengangkat harkat martabat masyarakat Cirebon melalui industri kreatif yang memiliki value dan marketable.
“Gerakan ini menginisiasi lahirnya entrepreneur muda di Cirebon yang bukan hanya mampu menghasilkan kreasi, namun juga cermat dalam menangkap peluang pasar yang mendatangkan keuntungan. Dengan begitu, kreasi yang mereka hasilkan bukan hanya menciptakan nilai keindahan, tapi juga nilai ekonomi tinggi,” ungkap Ketua BPP Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) ini.
Lebih lanjut, Anggawira memaparkan dua faktor yang menjadi penghambat ekonomi kreatif di Cirebon. Pertama, kata Anggawira, kebanyakan generasi muda di Cirebon belum memiliki kesadaran untuk berwirausaha.
Mereka masih terpaku menjadi karyawan, atau berpikir untuk urbanisasi ke Jakarta dan kota- kota besar lainnya di Jakarta. Padahal, menurutnya banyak anak- anak muda di Cirebon yang mahir membuat kerajinan batik, kerajinan gerabah, kerajinan kerang dan lain- lain sebagai hasil warisan turun- temurun.
“Tapi masalahnya mereka belum punya jiwa ekonomi yang kuat. Yang mereka pikirkan hanya ingin mencari pekerjaan, punya gaji cukup untuk membiayai kebutuhan hidup sehari- hari. Nah, lewat gerakan ini kami ingin mencoba merubah mindset mereka, dan mendidik mereka untuk memiliki jiwa entrepreneur yang tangguh,” jelas Anggawira.