BPS: Inflasi Bulan April 0,09 Persen
"Ini karena adanya penyesuaian tarif listrik untuk rumah tangga 100 VA, tadinya bersubsidi karena tidak layak diambil subsidinya," ungkap Suhariyanto
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengawali bulan Mei 2017, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan perkembangan Indeks Harga Konsumen atau inflasi bulan April 2017 sebesar 0.09 persen dengan IHK sebesar 128,33 persen.
Kepala BPS Suhariyanto memaparkan angka inflasi tertinggi disumbangkan kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar sebesar 0.93 persen.
"Ini karena adanya penyesuaian tarif listrik untuk rumah tangga 100 VA, tadinya bersubsidi karena tidak layak diambil subsidinya," ungkap Suhariyanto di konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta Pusat, Selasa (2/5/2017).
Kemudian urutan penyumbang deflasi selanjutnya adalah Sandang sebesar 0,49 persen, lalu Transportasi, komunikasi, dan Jasa Keuangan sebesar 0,47 persen, selanjutnya Makanan Jadi, Minuman, Rokok, dan Tembakau sebesar 0,12 persen, lalu kesehatan 0,08 persen, dan Pendidikan, Rekreasi, dan Olahraga 0.03 persen.
Sedangkan kelompok Bahan Makanan menjadi penetralisir angka inflasi karena berhasil menyumbang deflasi sebesar 1,13 persen.
Angka inflasi diambil dari 82 kota IHK dimana 53 kota mengalami inflasi dan 29 kota mengalami deflasi.
Inflasi tertinggi terjadi di Pangkal Pinang sebesar 1,02 persen dengan IHK 136,08, dan terendah di Cilacap 0,01 persen dengan IHK 130,60.
Sedangkan deflasi tertinggi terjadi di Singaraja sebesar 1,08 persen dengan IHK 136,83, dan terendah di Jakarta dan Manado masing-masing 0,02 persen dengan IHK masing-masing 127,97 dan 128,77.