Fujifilm Kenalkan 2 Perangkat Teknologi Rumah Sakit di Hospital Expo 2017
"Kapan pun pasien akan konsultasi lagi, dokter bisa dengan mudah ambil data historis medis pasien," kata Jatmiko Dwiwantoro
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT FUJIFILM Indonesia memamerkan lini produk teknologi kesehatan di pameran akbar Hospital Expo 2017 yang berlangsung 18-21 Oktober 2017 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta. Di pameran ini FUJIFILM memamerkan perangkat teknologi medis SYNAPSE Picture Archiving and Communication System (SYNAPSE PACS) dan FDR D-EVO II.
SYNPASE PACS merupakan sebuah sistem pengarsipan gambar dan juga sistem komunikasi yang memudahkan prasarana kesehatan untuk terhubung antara satu divisi dengan divisi lainnya.
Dengan mengaplikasikan sistem ini, tenaga medis seperti dokter bisa saling terhubung satu sama lain dalam menangani pasien melalui informasi data yag disimpan di cloud dan dapat diakses melalui perangkat tablet atau smartphone kapan saja dan dimana saja.
Proses pengambilan keputusan untuk tindakan medis ke pasien bisa dilakukan oleh tim dokter secara lebih efisien, tepat, cepat dari lokasi berbeda sekaligus meminimalisir risiko kesalahan.
"Kapan pun pasien akan konsultasi lagi, dokter bisa dengan mudah ambil data historis medis pasien," kata Jatmiko
Dwiwantoro, National Sales Manager Divisi Medical PT FUJIFILM Indonesia, Kamis (19/10/2017).
Mohamad Ridha Syamsu Djalali, Sales & Marketing for Modality Medical Division PT FUJIFILM Indonesia menambahkan, SYNAPSE PACS merupakan teknologi dengan software yang bisa menyimpan semua data ke dalam satu sistem. Dokter tidak perlu instal apapun, cukup menggunakan browser. Dari ruang kerjanya, dokter bisa mengambil atau mengetahui semua data imaging pasien.
Software ini juga bisa menyimpan data extention file Dicom.
Sementara itu, FDR D-EVO II merupakan mesin radiografi digital portable yang tahan banting dan ringkas.
Perkembangan teknologi dan pengalaman di bidang fotografi memberikan Fujifilm kemudahan dalam mengembangkan radiografi digital yang dapat menyimpan hasil foto ronsen pasien hingga 100 foto dalam sebuah mesin portable yang ringkas dan mudah dibawa.
Melalui perangkat ini, alur kerja tim medis dalam menangani pasien dapat dilakukan lebih efisien. Pasien dapat diperiksa di tempat dan hasil gambar ronsen yang diperoleh bisa saling dibagikan melalui perangkat Bluetooth dan dikirimkan ke petugas medis yang membutuhkan.
Proses analisis dan tindakan medis terhadap pasien dapat dilakukan lebih cepat dan tepat karena menggunakan data pasien yang sama.
"Di masa datang, semua aktivitas penanganan medis ke pasien akan terhubung dengan smartphone," kata Mohamad Ridha.
"Perangkat ini fungsinya untuk menggantikan kaset. Dulu, dokter setiap akan mengambil data kondisi kesehatan pasien dengan X-Ray menggunakan kaset, yang harus dihapus lagi datanya jika kaset itu akan digunakan untuk mengambil data kondisi kesehatan pasien dengan X-Ray. Tapi, dengan digunakannya perangkat ini, penanganan pasien bisa lebih cepat," jelas Mohamad Ridha.
Pihaknya menawarkan perangkat ini dalam dua model atau pilihan paket. Yakni, hardware dan software, atau total solution dengan sistem IT yang nanti akan dipasang oleh tim dari Fujifilm. "Proses instalasinya sekitar 1 sampai 2 bulan," kata Mohamad Ridha.
Yang pasti, teknologi ini bisa diintegrasikan dengan sistem lain di rumah sakit. Semua modality yang berkaitan dengan imaging bisa diintegrasikan.
Jatmiko menambahkan, hadirnya dua perangkat ini untuk industri kesehatan di Indonesia sebenarnya juga menunjukkan keseriusa Fujifilm dalam menggarap pasar medical di Indonesia yang saat ini semakin berkembang sekaligus bentuk dukungan kepada Pemerintah untuk meningkatkan kualitas layanan kesehatan masyarakat.
Selama ini salah satu problem besar yang dihadapi dalam menjalankan program kerja pemerintah di bidang kesehatan seperti pemberlakuan BPJS Kesehatan adalah minimnya tenaga kesehatan dan fasilitas kesehatan yang tersedia.
Dua solusi perangkat medis yang dihadirkan Fujifilm ini memberikan kesempatan bagi institusi penyedia layanan kesehatan di daerah terpencil untuk memberikan layanan dan akses kesehatan yang sama dengan masyarakat yang tinggal di kota-kota besar.
“Indonesia merupakan negara dengan penduduk yang sangat banyak dan memiliki kondisi geografis yang luas dengan pulau-pulau terpencil yang kadang akses transportasinya belum terlalu baik. Hal ini menjadi tantangan sendiri dan kerap kali penduduk yang berada di daerah
tersebut belum mendapatkan pelayanan kesehatan yang maksimal. Dengan solusi peralatan kesehatan yang kami tawaran, tingkat pelayanan kesehatan masyarakat Indonesia dapat lebih baik lagi sehingga menekan angka kematian karena keterlambatan penanganan pasien,” ujar Jatmiko Dwiwantoro.