Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Tiga Hari Berturut-turut Harga Emas Jatuh, Ada Apa?

Emas tak bertenaga seiring penguatan dollar AS. Indeks dolar naik ke level tertinggi 1,5 pekan, sebelum berbalik turun.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Tiga Hari Berturut-turut Harga Emas Jatuh, Ada Apa?
Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan
Seorang petugas merapikan Logam Mulia (LM) di Butik Emas PT Antam, jalan Pemuda, Kota Semarang, Jateng, Kamis (19/5/2016). Harga emas yang semakin tinggi hingga mencapai Rp 599 ribu per gram ini LM PT Antam meberikan promo harga pabrik pada 23 hingga 28 mei 2016 dalam memperingati HUT ke dua PT Antam Semarang. Tribun Jateng/Wahyu Sulistiyawan 

TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Harga emas melorot tiga hari berturut-turut di pasar Amerika Serikat. Pada Rabu malam (18/10), harga logam mulia kembali terjegal penguatan dollar AS.

Mengutip CNBC, emas berjangka untuk pengiriman Desember di Comex-AS turun 0,25% ke level US$ 1.283 per troi ons. Selama tiga hari terakhir, harganya sudah tergerus 1,66%.

Di pasar Asia, harga emas lanjut turun ke posisi US$ 1.282,30 per troi ons pada Kamis (19/10) pukul 06.4 WIB.

Emas tak bertenaga seiring penguatan dollar AS. Indeks dolar naik ke level tertinggi 1,5 pekan, sebelum berbalik turun.

Mata uang Paman Sam lebih solid di tengah spekulasi pemilihan Ketua The Fed yang baru. Presiden Trump memiliki lima kandidat, termasuk petahana, Janet Yellen. Namun, spekulasi berkembang menyebutkan, Gubernur Fed Jerome Powell mungkin menjadi pengganti Yellen.

"Lonjakan suku bunga diprediksi belum terjadi tahun depan, namun perkiraan ini berubah drastis menyusul spekulasi Powell mungkin menjadi ketua berikutnya," kata analis Commerzbank Carsten Fritsch, seperti dilansir CNBC. Powell dikenal lebih bernada hawkish soal suku bunga dibandingkan Yellen.

Baca: Antrean Mobil Penjemput Bikin Macet, Dishub DKI akan Surati Sekolah Kanisius di Cikini

Berita Rekomendasi

Federal Reserve dalam laporan terbarunya menyebutkan, perekonomian AS berkembang pada kecepatan moderat pada September sampai awal Oktober, meskipun ada dampak badai di beberapa wilayah. Namun, masih ada sedikit tanda-tanda akselerasi pada inflasi.

Reformasi pajak AS diharapkan dapat merangsang pertumbuhan ekonomi dan inflasi, sehingga dipandang negatif untuk emas.

"Dengan penguatan dollar akan memberikan risiko lebih lanjut terhadap emas. Tapi, kami menunggu untuk melihat bagaimana perkembangan krisis Catalonia, yang akan menunjukkan kemungkinan langkah emas selanjutnya," kata Jameel Ahmad, Wakil presiden riset pasar di FXTM.

"Level support kunci untuk emas adalah US$ 1,275 dan US$ 1,260 per ons," prediksi Bill O'Neill, Partner Logic Advisors di Upper Saddle River, New Jersey.

 
Dupla Kartini/Sumber : CNBC

 

Sumber: Kontan
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas