Mendes: Dana Desa Berpotensi Dongkrak Perekonomian Nasional
penurunan angka kemiskinan di pedesaan tersebut selaras dengan tujuan pemerintah untuk membangun desa yang mandiri
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi Eko Putro Sandjojo menyebut angka kemiskinan di pedesaan turun 4,5 persen dalam tiga tahun terakhir.
Menurut Eko, penurunan angka kemiskinan di pedesaan tersebut selaras dengan tujuan pemerintah untuk membangun desa yang mandiri melalui program dana desa.
“Dana desa pertama kali dikucurkan tahun 2015 sebesar Rp 20,68 triliun. Di tahun depan, Presiden Joko Widodo menambah dana desa dua kali lipat, menjadi Rp 46,98 triliun, itu angka yang cukup besar,” ungkap Eko saat acara Sarasehan 100 Ekonom di Jakarta, Selasa (12/12/2017).
Dia menjelaskan, dengan anggaran sebesar itu, perekonomian di desa bisa bergeliat dan tidak mungkin bisa turut mendongkrak perekonomian nasional.
Dia menjabarkan saat ini misalnya di Pandeglang, salah satu strategi dilakukan program dana desa dengan mengembangkan potensi komoditas jagung melalui produk unggulan kawasan pedesaan (prukades).
Pihaknya juga bekerja sama dengan kementerian terkait seperti Kementerian Pertanian untuk menyediakan bibit serta pupuk gratis. Selain itu, bekerja sama dengan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dengan membangun jembatan yang diperlukan pasca panen. Badan Usaha Milik Negara (BUMN) juga ikut andil menyediakan asuransi pascapanen.
“Dengan begitu akan terjadi pertumbuhan ekonomi, misal di Pandeglang dengan lahan 50 ribu hektar bisa menghasilakan sekitar 500 ton jagung dalam setahun,” ujarnya.
Eko memprediksi, jika harga jagung dijual seharga Rp 3.000, maka masyarakat akan mendapat Rp 1,5 triliun, padahal pendapatan asli daerah PAD) hanya Rp 120 miliar.
“Saat ini sudah 24 daerah sudah menjalankan, 43 dalam proses,” pungkas Eko.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.