Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Setelah proyek Kereta Bandara, PT Industri Kerta Api (INKA) akan menjadi kontraktor untuk rolling stok (rangkaian kereta) mega proyek Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.

Pelaksana Tugas (Plt) Direktur Utama PT INKA M Nur Sodiq mengatakan, anggaran untuk rangkaian kereta ringan yang akan beroperasi 2019 itu sebesar Rp 4,1 triliun.

Dana tersebut termasuk di dalam total anggaran LRT Jabodebek yang mencapai Rp 29 triliun yang nantinya diberikan ke INKA oleh PT Kereta Api Indonesia (KAI).

"Itu semua kan melalui KAI, KAI itu sumnber dananya dari KAI jadi kontraknya adalah dari PT KAI ke PT Inka," ungkap Nur Sodiq saat ditemui di kantor Kemenko Maritim, Selasa (9/1/2018).

Dalam pembuatan rangkaian kereta LRT, PT INKA juga akan menggandeng badan usaha lain yang sudah lebih dulu terjun dalam pembuatan kereta jenis LRT.

Sodiq menjelaskan, kerjasama tersebut untuk bagian mesin penggerak LRT yang teknologinya belum dikuasai PT INKA.

Baca: Alamak! Paspor Sudah Distempel, Tinggal Naik Pesawat, Mantan Pengacara Setnov Dicekal Imigrasi

Baca: Banyak Terima Masukan dari Ahli dan Masyarakat, Anies Batalkan Seluruh HGB Lahan Reklamasi

"Untuk probosi karena kita belum menguasai. Probosi itu motor penggeraknya kereta. Jadi setiap kereta memiliki motor penggerak namanya probosi. Secara teknologi kita belum menguasai," kata Sodiq.

Namun mengenai siapa perusahaan yang akan digandeng, PT INKA masih belum menentukan keputusan, tetapi membuka ruang bagi perusahaan manapun yang akan mengajukan diri

"Kita akan melakukan kajian untuk kerjasama kira kira denganmana yang paling pas. Semua berpotensi untuk kerjasama dengan INKA," ungkap Sodiq.