Tahun Lalu, Pendapatan Premi Sun Life Tumbuh 72 Persen
Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) sepanjang 2017 meraih pendapatan premi Rp 2,9 triliun (belum diaudit) atau tumbuh 72 persen
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Perusahaan asuransi jiwa PT Sun Life Financial Indonesia (Sun Life) sepanjang 2017 meraih pendapatan premi Rp 2,9 triliun (belum diaudit) atau tumbuh 72 persen dari tahun sebelumnya yang mencapai Rp 1,6 triliun.
Pertumbuhan itu tercipta berkat semakin tingginya kepercayaan masyarakat Indonesia terhadap Sun Life.
“Selama tahun 2017 itu memang kami mencetak pencapaian luar biasa, semua komponen tercapai,” ujar Presiden Direktur Sun Life Elin Waty di sela-sela acara Sun Life Year Start 2018 di Denpasar, Bali, Jumat (19/1/2018).
Ajang tahunan pertemuan tenaga pemasar berprestasi yang kali ini diikuti 800 tenaga pemasar itu dibuka Presiden Sun Life Financial Asia Claude Accum. Accum dan Elin Waty menjadi pembicara utama untuk menginspirasi tenaga pemasar dalam hal meraih target perusahaan dan memaparkan fokus serta strategi perusahaan di 2018.
Elin mengatakan, kontribusi para tenaga pemasar profesional yang jumlahnya sekitar 10.000 orang itu menjadi salah satu kunci keberhasilan Sun Life pada 2017. Sepanjang 2017 itu, dari total pendapatan premi sebesar Rp 2,9 triliun, premi untuk produk tradisional mencapai Rp 565,5 miliar, tumbuh 67 persen dari tahun sebelumnya Rp 338,8 miliar.
Sedangkan, pendapatan premi dari unit link Rp 2,3 triliun, atau tumbuh 73 persen dari 2016 yang mencapai Rp 1,3 triliun. Selama beberapa tahun belakangan ini, kontribusi produk unit link memang jauh lebih tinggi dari tradisional atau sebesar 80 persen. Hal itu karena masyarakat melihat produk unit link lebih fleksibel dan memberikan imbal hasil yang tinggi karena kondisi pasar saham yang bagus.
Kinerja terbaik juga terjadi di pendapatan premi bisnis baru Sun Life yang tumbuh 128 persen dari 2016. Belum lagi pencapaian RBC. Hingga akhir 2017, RBC Sun Life untuk konvensional sebesar 683 persen jauh lebih tinggi dari standar yang ditetapkan pemerintah sebesar 120 persen, sedangkan RBC syariah mencapai 252 persen jauh lebih tinggi dari persayaratan pemerintah 80 persen.
Strategi 2018
Elin optimistis kinerja para tenaga pemasar akan semakin solid terutama dalam membantu masyarakat meningkatkan literasi terhadap asuransi jiwa, perencanaan keuangan strategis jangka panjang, dan beragam manfaat yang dihadirkan melalui layanan Sun Life.
Ia yakin tahun ini Sun Life tetap tumbuh signifikan. Namun, Elin belum bisa menyebutkan berapa target yang ia tetapkan di tahun ini. Tetapi ia yakin pertumbuhannya di atas pencapaian 2017, dan selalu di atas pertumbuhan industri asuransi nasional yang tahun ini sekitar 10-30 persen.
Sebelumnya, Kepala Departemen Kode Etik & Best Practices Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) Adi Purnomo Wijaya mengatakan, pada 2018 pendapatan asuransi jiwa memang tidak ditargetkan tumbuh terlalu tinggi
“Proyeksinya memang tidak lebih tinggi dari target pertumbuhan tahun 2017, karena pelaku industri mengantisipasi berbagai gejolak di tahun politik,” kata Adi.
Pertumbuhan pendapatan asuransi jiwa pada 2018 diprediksi mencapai kisaran 15 persen atau tidak akan berbeda jauh dengan target pertumbuhan pendapatan pada 2017.
Hal berbeda dilihat Elin Wati. Menurut dia, walaupun tahun ini adalah tahun politik, tetapi tidak akan berpengaruh pada kinerja Sun Life.
“Kami tetap memiliki optimisme tinggi. Memang tahun politik akan ada efeknya, tapi tidak akan terlalu berdampak. Kita lihat Pemilu lima tahun lalu yang sempat dibilang akan rusuh, ternyata berjalan baik-baik saja. Masyarakat kita sudah makin dewasa, atau capek dengan konflik. Sementara orang tetap harus makan, makanya tahun politik tetap biasa saja. Kita harus tetap optimistis,” papar dia.
Optimisme Elin itu juga didukung sejumlah strategi yang sudah ditetapkan Sun Life untuk tahun ini. Jalur distribusi keagenan akan berfokus pada perekrutan lebih masif dan aktif untuk menambah jumlah tenaga pemasar, meningkatkan jumlah agen Million Dollar Round Table (MDRT). Pihaknya juga akan melakukan ekspansi pasar dengan tetap fokus menambah jangkauan di kota lapis kedua dan ketiga.
Sepanjang 2018, rencananya Sun Life akan membuka kantor pemasaran di 10 kota yang terfokus di Kalimantan dan Sulawesi. Hingga akhir 2017 lalu, Sun Life sudah memiliki 175 kantor di lebih dari 70 kota di Nusantara.