Awal Pekan, Rupiah Diramal Masih Melemah
Nilai tukar mata uang garuda terhadap dolar Amerika Serikat di awal pekan ini, Senin (12/2/2018) diramal bakal kembali melanjutkan tren pelemahannya.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Syahrizal Sidik
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Nilai tukar mata uang garuda terhadap dolar Amerika Serikat di awal pekan ini, Senin (12/2/2018) diramal bakal kembali melanjutkan tren pelemahannya.
Bloomberg mencatat, di akhir pekan lalu, rupiah melemah ke posisi Rp 13.628 per dolar AS.
Analis Senior Binaartha Parama Sekuritas, Reza Priyambada mengatakan pergerakan rupiah masih melanjutkan pelemahannya seiring masih terapresiasinya dolar AS.
“Pergerakan dolar AS yang memiliki volatilitas tinggi dipicu oleh kekhawatiran tentang tanda-tanda inflasi di tengah membaiknya latar belakang ekonomi global dan AS hingga spekulasi apakah Federal Reserve dan bank sentral utama lainnya akan bertindak lebih cepat untuk menaikkan suku bunga,” terang Reza dalam risetnya.
Baca: Bursa Asia Menguat, IHSG Terkerek ke Zona Hijau
Reza melanjutkan, sentimen positif dari dalam negeri di mana perkiraan BI terhadap Surplus Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) yang dapat berlanjut pada triwulan IV /2017 dengan defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali serta perkiraan potensi lembaga pemeringkat lainnya untuk menaikan peringkat Indonesia setelah Japan Credit Rating Agency menaikan peringkat surat utang Indonesia, masih belum cukup kuat menahan pelemahan rupiah.
“Diperkirakan rupiah akan bergerak pada kisaran support Rp 13.640 dan resisten Rp 13.600 per dolar AS,” imbuhnya.
Namun demikian, lanjutnya, pelemahan ini dapat lebih terbatas dan tetap mewaspadi berbagai sentimen yang dapat memicu kembali pelemahan rupiah.