Pembebasan Lahan Lambat, Rini: Proyek kereta Cepat Jakarta-Bandung Dipastikan Molor
"Kalau pembangunan sih molor. Karena pebebasan lahannya juga lambat. Kita baru dapat penlok (penetapan lokasi) pada 31 Oktober 2017"
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Ghina Ghaliya Quddus
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Rini Soemarno mengakui pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung molor dari target semula selesai pada tahun depan.
Rini menjelaskan progres pembebasan lahan kereta cepat ini baru 54% dengan rincian 55 kilometer (km) sudah diserahkan kepada pihak kontraktor. Sementara, 22 km sudah persiapan tahap pembangunan, dan 33 km persiapan land clearing.
"Kalau pembangunan sih molor. Karena pebebasan lahannya juga lambat. Kita baru dapat penlok (penetapan lokasi) pada 31 Oktober 2017 dan sampai sekarang ini kan masih banyak pebebasan lahan yang harus diminta persetujuan dari kementerian Kehutanan," kata Rini di kantor Kemenko Perekonomian, Senin (19/2/2018).
Ia menambahkan, penyelesaian pembangunan kereta cepat Jakarta-Bandung baru bisa dilakukan 32 bulan terhitung pada Februari ini atau selesai pada Oktober 2020.
"Kami masih sangat berharap. Kan sekarang hitungannya 32 bulan. 32 bulan dari pembangunan kan sekarang sudah mulai land clearing di Halim," kata Rini.
Baca: Danone Cabut dari Yakult
Baca: Chassis R260 Jadi Tulang Punggung Penjualan Bus Hino di Tahun 2017
Rini menargetkan dana pinjaman proyek kereta cepat Jakarta-Bandung (JKT-BDG) ini ditargetkan keluar pada Maret 2018 ini.
Dia bilang, pada Maret itu pula dana itu sudah bisa disalurkan, "Pada dasarnya sekarang sudah jalan, karena kita sudah masukkan modal. Dari kita juga, dari sana juga," ucap dia.
Menurutnya, di tahap pertama, kemungkinan yang akan disalurkan oleh China Development Bank (CDB) sebesar US$ 500 juta atau Rp 6,75 triliun dari total pinjaman sebesar US$ 5,9 miliar atau sekitar Rp 78,6 triliun oleh PT Kereta Cepat Indonesia Cina (KCIC), yang merupakan konsorsium BUMN Indonesia dan Konsorsium China Railways dengan skema business to business.