Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Awalnya Karyawan Biasa, Kini Hengki Wijaya Owner Perusahaan Terkemuka di Australia

Programmer komputer asal Surabaya ini berhasil mendongkrak penjualan hingga menjadi pemilik perusahaan tempatnya bekerja

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Awalnya Karyawan Biasa, Kini Hengki Wijaya Owner Perusahaan Terkemuka di Australia
Istimewa
Hengki Widjaja 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bicara pengusaha Indonesia yang sukses di negeri Kangguru, nama Iwan Sunito, pemilik dan CEO Crown Group, pengembang properti yang berbasis di Sydney lebih banyak dikenal.

Faktanya, di Australia ada Hengki Widjaja, pengusaha  yang juga mengembangkan bisnisnya di sana.

Hengki adalah salah satu pemilik dan Direktur Itree Pty Ltd.

Saat ini perusahaannya menjadi market leader perangkat lunak (software) keamanan lalu lintas darat dan laut, produktivitas lembaga, dan penegakan hukum di seluruh wilayah Australia dan Selandia Baru dengan kantor pusat di Wollongong, kota ketiga terbesar di New South Wales, 80 kilometer sebelah selatan Sydney.

Pangsa pasar terbesar Itree adalah pemerintah, bahkan hampir semua lembaga negara, terutama di Australia, menjadi pelanggannya.

Saat berkunjung ke Jakarta, ia pun bercerita tentang kehidupan saat kecil hingga akhirnya menjadi bos perusahaan.

Sejak kelas 6 Sekolah Dasar pria kelahiran Surabaya pada 1976 ini sudah mempunyai minat yang demikian besar di bidang pemrograman komputer.

Berita Rekomendasi

Baca: Belanja Titipan Orang China di Australia Mencapai $1 Miliar

Hengki kecil memanfaatkan komputer milik kakaknya untuk belajar. Ketika itu, masih berupa PC IBM 286.

Ia pun mulai kursus komputer Program Basic. Menginjak kelas 1 Sekolah Menengah Pertama, ia sudah belajar Program Pascal, Fortran dan seterusnya.

“Di kelas dua itulah keingintahuan saya terhadap komputer semakin besar,” ungkap Hengki ketika berkunjung ke Jakarta belum lama ini.

Saking senangnya dengan pemrograman komputer, sampai-sampai Hengki mengabaikan pelajaran Geografi dan lain sebagainya.

Namun, karena fokus belajar komputer, saat kelas 1 Sekolah Menengah Atas (SMA Petra Surabaya) ia sudah bisa mengalahkan siswa kelas 3 dalam Lomba Informatika Komputer se-Jawa Timur.

Keterbatasan pelajaran ilmu komputer, ditambah belum masuknya internet ke Tanah Air, waktu itu (1994) mendorong Hengki untuk meneruskan pendidikan ke University of Wollongong.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas