Sudah Lakukan Hedging, Garuda: Rupiah Melemah Lebih Menguntungkan
Selama ini, Garuda Indonesia mencatat laporan keuangan dalam mata uang dollar Amerika Serikat.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Garuda Indonesia Tbk (GIAA) menyebut justru memperoleh keuntungan ketika nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) melemah. Garuda menyebut telah melakukan hedging untuk mengantisipasi fluktuasi nilai tukar.
Sekedar informasi, nilai tukar rupiah terhadap dollar AS sempat melemah hampir menyentuh Rp 14.000 per dollar AS. Jumat (27/4/2018), kurs rupiah di pasar spot berada di Rp 13.893 per dollar AS.
Direktur Keuangan dan Manajemen Risiko Garuda Indonesia Helmi Imam Satriyono mengatakan, memang 80% pendapatan Garuda dalam mata uang rupiah.
“Sisanya sekitar 20% itu mata uang asing,” katanya saat dihubungi Kontan.co.id pada Jumat (27/4/2018).
Helmi menambahkan, karena sudah melakukan hedging, Garuda Indonesia berpotensi memperoleh pendapatan foreign exchange lebih besar.
Selama ini, Garuda Indonesia mencatat laporan keuangan dalam mata uang dollar Amerika Serikat.
Baca: KPK Incar Tersangka Direksi Korporasi yang Diduga Kuat Bancakan Korupsi Proyek e-KTP
Baca: May Day 1 Mei, 150.000 Buruh dari Jabodetabek Akan Long March ke Istana
Karena pembukuan menggunakan dollar AS, maka mata uang rupiah akan dinilai sebagai mata uang asing.
Namun, Garuda justru menghadapi tantangan kenaikan harga bahan bakar. Garuda tidak bisa serta-merta menaikkan harga tiket karena kenaikan beban ini.
“Mempertimbangkan persaingan juga,” jelas Helmi.
Bagi Helmi, dalam kondisi harga bahan bakar yang kurang menguntungkan ini, yang terbaik untuk dilakukan adalah dengan melakukan efisiensi keuangan.
Reporter: Harry Muthahhari