Kenaikan Suku Bunga Acuan Belum Berimbas Positif pada Rupiah
Gerak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan ini kembali tertekan.
Penulis: Syahrizal Sidik
Editor: Hendra Gunawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Gerak nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat pada perdagangan awal pekan ini kembali tertekan.
Berdasarkan data Bloomberg, mata uang garuda kembali melemah ke level Rp 14.175 per dolar AS di awal perdagangan. Pada posisi akhir pekan lalu, rupiah ditutup di level Rp 14.156 per dolar AS.
Bloomberg mengestimasikan, day range rupiah berada di kisaran Rp 14.175 hingga Rp 14.190 per dolar AS. Pelemahan rupiah sejak awal tahun tercatat kian tertekan menjadi 4,43 persen.
Analis Senior Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan, pasca dinaikannya suku bunga acuan Bank Indonesia sebesar 25 basis poin menjadi 4,50 persen tidak banyak berimbas pada Rupiah.
Bahkan, pernyataan positif Menteri Keuangan Sri Mulyani di mana hasil dan kinerja APBN hingga Mei 2018 menunjukkan hasil baik dari sisi pendapatan; perpajakan dan PNBP yang meningkat sangat signifikan dan belanja negara yang tetap terjaga; kemudian defisit yang terus dapat terjaga sesuai undang-undang APBN kurang mampu membendung pelemahan Rupiah.
Tidak hanya itu, kata Reza, optimisme dalam pertumbuhan ekonomi yang disampaikan Sri Mulyani di mana menargetkan angka pertumbuhan ekonomi tahun 2019 sebesar 5,4-5,8 persen dalam RAPBN 2019 juga belum dapat mengangkat Rupiah.
“Masih dominannya penguatan dolar AS membuat laju Rupiah kembali kehilangan momen untuk terapresiasi,” kata Reza dalam risetnya.
Reza memprediksi, laju Rupiah akan bergerak pada kisaran support Rp 14.157 dan resisten Rp 14.139 per dolar AS.