Rupiah Melemah, Harga Jual Produk Makanan-Minuman Siap-siap Naik
Bahan baku industri sektor ini masih mengandalkan impor. Tak ayal, ketika dollar AS menguat menyebabkan biaya produksi membengkak.
Editor: Choirul Arifin
Sedangkan investasi dalam negeri di sektor makanan dan minuman menurutnya masih ada kenaikan. Sementara untuk untuk Penanaman Modal Asing (PMA) masih melambat.
"Untuk investasi kami melihat perlu ada kepastian regulasi yang jelas dari pemerintah," pinta Adhi.
Realisasi investasi
Berdasarkan data yBadan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), investasi sektor industri manufaktur sepanjang kuartal I-2018 mencapai Rp 62,7 triliun.
Realisasi tersebut terdiri dari penanaman modal dalam negeri senilai Rp 21,4 triliun dan penanaman modal asing sebesar US$ 3,1 miliar.
Sektor industri logam, mesin, dan elektronik menjadi penyumbang terbesar dengan nilai investasi mencapai Rp 22,7 triliun.
Kurniadi Sulistyomo, Sekretaris Perusahaan PT Sarimelati Kencana Tbk menjelaskan, pihaknya belum ada rencana menaikkan harga jual produk. Mengingat 80% bahan baku perusahaan outlet Pizza Hut itu masih berasal dari pasokan dalam negeri.
"Kami paling hanya impor keju. Dan di Lebaran ini permintaan terus naik," kata Kurniadi, Kamis (24/5/2018).
Beberapa saaat lalu emiten berkode saham PZZA baru saja melaksanakan penawaran saham perdana alias initial public offering (IPO).
Dalam aksi korporasi tersebut, PZZA menawarkan sekitar 604 juta saham. Jumlah tersebut setara 20% dari modal yang ditempatkan dan disetor perusahaan.
Dengan menetapkan harga IPO sebesar Rp 1.100 per saham, manajemen PZZA memperoleh dana sebesar Rp 664 miliar.
"Kami akan menggunakan 65% dana itu untuk mengembangkan outlet," ujar Kurniadi. Saat ini, PZZA sudah mengoperasikan sebanyak 397 gerai, yang tersebar di seluruh Indonesia.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.