Bakrie & Brothers Janji Tuntaskan Restrukturisasi Utang Tahun 2018 Ini
"Saat ini proses restrukturisasi utang sudah dalam tahap akhir, targetnya di tahun ini proses restrukturisasi utang bisa selesai," ujar Amri
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Dian Sari Pertiwi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tahun ini, restrukturisasi utang jadi agenda utama PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR). Maklum, dari total utang Rp 12 triliun masih tersisa Rp 10,5 triliun.
Direktur BNBR, Amri Aswono Putro menyebut, upaya penyehatan kinerja perseroan masih terus dilakukan. Tahun 2016, BNBR merestrukturisasi utang sebesar Rp 987 miliar dan tahun lalu sebesar Rp 1,3 triliun.
"Saat ini proses restrukturisasi utang sudah dalam tahap akhir, targetnya di tahun ini proses restrukturisasi utang bisa selesai," ujar Amri dalam pemaparan publik, Selasa (26/6/2018).
Sisa utang Rp 10,5 triliun itu di antaranya pinjaman dari Eurofa Capital Investment sejumlah Rp 1,6 triliun, Glencore International AG Rp 5,7 triliun dan pihak lainnya senilai Rp 120 miliar.
Baca: Sehari Menjelang Coblosan Sudirman Said Temui Anies Baswedan, Apa Saja yang Dibicarakan?
Baca: Rekor Tendangan Penalti Terbanyak Tercetak di Piala Dunia 2018 Rusia
Utang terbesar dari Mitsubishi Corporation senilai Rp 2,9 triliun.
BNBR dan Mitsubishi telah meneken kesepakatan restrukturisasi utang pada 26 April silam. Keduanya sepakat akan mengkonversi utang dalam bentuk saham. Namun, Amri tak menyebut berapa perubahan kepemilikan saham setelah aksi perusahaan ini.
Sementara dengan Glencore dan Eurofa Capital masih dalam proses negosiasi.
"Dengan Eurofa Capital target penyelesaiannya pada Agustus 2018 dan Glencore targetnya selesai pada Desember," kata Amri.