RI Miliki Saham Freeport Menjadi 51 Persen, PSI: Kado Manis Political Will Presiden Jokowi
Uki mengatakan, perlahan tapi pasti, hasil kerja Presiden Joko Widodo memperlihatkan hasil-hasil positif
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru bicara Partai Solidaritas Indonesia (PSI) bidang kepemudaan, Dedek Prayudi, mengapresiasi kesepakatan antara pemerintah RI dan PT Freeport tentang kepemilikan 51 persen saham Freeport untuk Indonesia.
"Kami mengapresiasi kerja keras Presiden dan jajarannya yang berhasil mewujudkan cita-cita anak bangsa untuk memiliki kedaulatan atas hasil bumi Papua. Ini adalah buah manis dari tekad politik atau political will Presiden Joko Widodo," kata pria yang akrab disapa Uki ini dalam keterangan yang diterima, Jumat (13/7/2018).
Baca: Muslimat NU Isyaratkan Dukung Jokowi di Pilpres 2019
Uki menambahkan keberhasilan ini adalah hasil dari perjuangan yang panjang.
"Bangsa ini tidak dapat menutup mata bahwa persoalan saham Freeport bukan persoalan setahun dua tahun. Ini adalah persoalan sangat lama yang seolah sudah tak dapat kita tuntaskan. Tantangan Freeport ini bukan hanya soal bisnis tapi juga persoalan politik dan keamanan, kalau kita jeli dalam menganalisa," sambung Uki.
Uki mengatakan, perlahan tapi pasti, hasil kerja Presiden Joko Widodo memperlihatkan hasil-hasil positif.
"Pelan-pelan hasil kerja nyata Pak Jokowi membuahkan hasil. Kemarin wind turbine (Pembangkit Listrik Tenaga Angin) terbesar se Asia Tenggara, sebelumnya juga jalan tol, sebelumnya lagi pos perbatasan, tol laut, PDB Indonesia tembus 1 triliun USD, sekarang yang paling baru adalah LRT Palembang dan hari ini saham Freeport yang menunjukkan kita berdaulat," jelas Uki.
Uki kemudian menyinggung permasalahan klasik kebakaran hutan di Sumatera yang asapnya tiap tahun mengganggu negara tetangga.
"Belum lagi kalau kita bicara soal ritual asap tahunan di hutan Sumatera yang diam-diam hilang ditelan bumi," terang Uki.
Baca: Sekjen Demokrat : Ketum Tidak Beri Tugas Khusus ke Agus Hermanto
Dengan prestasi-prestasi tersebut, Uki menegaskan Indonesia memiliki karakter Presiden pekerja dan pelayan didalam diri Presiden Jokowi.
"Disaat kamu lagi tidur, dia sibuk kerja dan melayani. Disaat kamu lagi makan, dia sibuk kerja dan melayani. Bahkan dia sibuk kerja dan melayani disaat Pak Fadli Zon dan kawan-kawannya sibuk membuat jingle lagu fiksi," ketus pria berdarah Minang ini.