Hitung-hitungan Participating Interest Rio Tinto dan Saham Freeport Ternyata Beda
Menurutnya, menghitung participating interest tidak bisa disetarakan sebagai saham terlebih dulu.
Editor: Choirul Arifin
Laporan Reporter Kontan, Pratama Guitarra
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui holding industri pertambangan yakni PT Indonesia Asahan Alumunium (Inalum) sudah menyepakati harga divestasi saham PT Freeport Indonesia (PTFI) senilai US$ 3,85 miliar.
Dengan rincian, harga participating interest (PI) 40% milik Rio Tinto seharga US$ 3,5 miliar dan 9,36% saham milik PT Indocopper Investama yang sepenuhnya dimiliki oleh Freeport McMoRan.inc seharga US$ 350 juta.
Setelah dihitung-hitung, ada perbedaan perhitungan harga antara participating interest Rio Tinto dengan saham milik Indocoper Investama.
Sebagai hitungan sederhana, jika kedua harga itu ditarik menjadi 100% harusnya akan mendapatkan harga yang sama. Namun ini berbeda.
Baca: AHM Mulai Jual PCX Hybrid, Harga OTR Jakarta Rp 40,3 Juta
Berdasarkan hitungan Kontan.co.id, jika harga 40% participating interest Rio Tinto senilai US$ 3,5 miliar.
Maka, harga 100% participating interest Rio Tinto adalah US$ 8,75 miliar. Sedangkan, harga 9,36% saham Indocopper senilai US$ 350 juta jika menggunakan perhitungan 100% maka jadinya US$ 6,25 miliar.
Baca: Kenangan Mbak Tutut Tentang Tukang Cukur Pak Harto yang Mangkal di Jl Agus Salim
Head of Corporate Communications Inalum Rendi A. Witular mengatakan, ada cara penghitungan yang berbeda antara participating interest Rio Tinto dengan saham Indocopper Investama.
Menurutnya, menghitung participating interest tidak bisa disetarakan sebagai saham terlebih dulu.
Baca: Jambret yang Bikin Korban Ojek Online Tewas di Cempaka Putih Nangis di Kantor Polisi
Lagi pula, dalam klausul perjanjian antara Freeport Indonesia dan Rio Tinto telah disepakati, bahwa Rio Tinto baru bisa merubah participating interest menjadi saham di tahun 2022.
“Jadi hitungannya 40% saja, tidak bisa ditarik 100% karena ini participating interest. Kenapa lebih besar, ya karena perhitungannya adalah proyeksi cash flow dari produksi sampai 2041 itu yang dihitung,” kata Rendi kepada Kontan.co.id, Jumat (13/7/2018).