Investor Diminta Tidak Ambil Keputusan Berdasarkan Sentimen Pemilu
Menjelang pelaksanaan Pemilu 2019, sejumlah saham yang terafiliasi dengan para tokoh politik tiba-tiba menjadi incaran investor
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menjelang pelaksanaan Pemilu 2019, sejumlah saham yang terafiliasi dengan para tokoh politik tiba-tiba menjadi incaran investor. Sebagai contoh, saham PT Mahaka Media Tbk (ABBA).
Pada Rabu (12/9) kemarin, saham perusahaan milik Erick Tohir ini ditutup dengan penguatan 34% ke level Rp 90 per saham.
Tapi, jangan terlanjur girang melihat fenomena kenaikan saham jelang pemilu seperti itu. Keputusan investasi yang lebih bijak tetap lebih diperlukan ketimbang sekadar sentimen pemilu.
Norico Gaman, Kepala Riset BNI sekuritas mengatakan, ada baiknya lihat fundamental perusahaan daripada sekedar keterkaitan perusahaan dengan anggota partai politik. Karena sentimen politik akan memberikan sentimen jangka pendek.
"Tetapi kalau fundamental perusahaan bagus maka potensi apresiasi harga saham relatif lebih kuat dalam jangka panjang," ujar Norico, Rabu (12/9).
Setali tiga uang, Senior Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar pun menilai terlalu berisiko juga mengambil keputusan investasi berdasarkan sentimen pemilu. Bahkan, untuk trader jangka pendek pun masih tetap berisiko.
Terlebih, pasar saham saat ini tengah berfluktuasi akibat sentimen global dan rupiah. Sebaiknya, segera jual jika sudah untung di saham-saham tersebut. "Kalau terlanjur rugi, lebih baik cut loss," kata William.
Dia menambahkan, fenomena seperti ini sudah lumrah terjadi. Sebab, saham memang bergerak berdasarkan dua alasan, yakni fundamental dan selebihnya spekulasi. Fenomena seperti ini juga biasanya rutin terjadi setidaknya selama enam bulan sebelum pemilu.
Berita Ini Sudah Dipublikasikan di KONTAN, dengan judul: Analis: Investor jangan ambil keputusan berdasarkan sentimen pemilu
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.