Peternak Ayam Minta Pemerintah Hentikan Ekspor Jagung
Menurut Musbar, para peternak unggas dan produsen pakan ternak masih terjerat pada harga jagung yang relatif tinggi.
Editor: Malvyandie Haryadi
Ia mengatakan, permasalahan jagung muncul ketika kebutuhan jagung dalam negeri untuk pakan ternak yang kurang.
"Masalah ketersediaan muncul ketika jagung di Jawa tidak cukup, saran saya kalau pemerintah mau impor, ya impor saja, impor ini bukan hal yang haram, karena ada kebutuhan jagung untuk peternak," tuturnya.
Dikatakan Yeka, pemerintah harusnya bisa menghitung berapa besar keuntungan atau kerugian jika impor jagung dilakukan demi menekan harga pakan ternak.
"Sekarang kalau impor jagung kan, dibilang ada kerugian karena menguras devisa, tapi harus dihitung juga, apakah sekian ratus ribu peternak ayam layer (petelur) dan broiler (daging) menderita karena pakan mahal terus didiamkan saja?" tuturnya.
Menurutnya, ketika harga jagung murah, baik impor ataupun berasal dari dalam negeri, maka manfaat untuk dalam negeri juga besar. Menurutnya, tidak bisa membandingkan kerugian dan keuntungan negara berdasar pada satu hal saja.
"Coba hitung maslahat secara ekonominya, harga daging ayam jadi murah, harga telur ayam murah, masyarakat daya belinya tinggi, jadi yang ditolong peternak ayam sampai konsumen, negara juga akan dapat keuntungan nantinya dari pajak pengusaha dan konsumsi yang tinggi," tuturnya.
Ia menegaskan, ekspor-impor pangan juga terjadi di negara-negara lain dan tidak ada masalah. "Amerika misalnya, dia ekspor gandum, tapi juga impor gandum, China pun begitu, jadi kalau jagung dalam negeri tidak ada. Impor tidak masalah, demi menyelamatkan peternak broiler dan layer," tuturnya.
Sementara itu, menanggapi masalah keberadaan jagung dan imbasnya pada pakan ternak, Deputi Menko Perekonomian Bidang Pangan dan Agribisnis Kemko Perekonomian Musdalifah mengatakan pihaknya melakukan koordinasi dengan semua sektor.
"Memang soal jagung kami sudah rapat bersama Kementerian Pertanian, mereka memaparkan bahwa ada sentra sentra produksi (Jagung), lokasi-lokasinya dimana saja, nah ini akan kita evaluasi,” ujarnya.
Musdalifah mengatakan, evaluasi akan dilakukan Kemenko Perekonomian pekan depan dan akan terlihat langsung fakta sebenarnya. Menurutnya, Kemenko Perekonomian akan meninjau langsung ke lapangan soal keberadaan jagung ini.
"Saya kan tidak di lapangan, tapi ada teman-teman kementerian terkait, tapi nanti kita lihat saja, ditinjau bersama-sama, mengecek kembali data-data yang disampaikan, surplus dimana? Kapan panennya? dan lainnya," ujarnya.
Terkait tidak dilibatkannya peternak ayam layer (petelur) dalam pembahasan, Musdalifah mengatakan hal itu seharusnya dilakukan Kementerian Pertanian. "Harusnya itu (aspirasi dari peternak) dengan Kementerian, kita kan hanya mengkoordinir," tuturnya.
Artikel ini telah tayang di Wartakotalive dengan judul Peternak Ayam Berharap Ekspor Jagung Dihentikan Agar Harga Pakan Murah