Tiga Negara Ini Terlibat Identifikasi Penyebab Jatuhnya Lion Air PK-LQP, Apa Saja Perannya?
Amerika Serikat harus terlibat dalam proses identifikasi karena merupakan negara asal produsen pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan Lion Air.
Penulis: Apfia Tioconny Billy
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tiga negara kini resmi terlibat langsung dalam proses identifikasi penyebab jatuhnya pesawat Lion Air PK-LQP di perairan Tanjung Karawang, Jawa Barat, Senin (29/11/2018) lalu yang kemudian menghebohkan jagat penerbangan internasional.
Tiga negara yang kini terlibat dalam investigasi bersama dengan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) tersebut adalah Amerika, Australia dan Singapura.
Bagaimana peran masing-masing?
Pertama, Amerika Serikat. Negara ini memang harus terlibat dalam proses identifikasi karena merupakan negara asal produsen pesawat Boeing 737 MAX 8 yang dioperasikan maskapai penerbangan Lion Air tersebut.
Ketua Subkomite Investigasi Kecelakaan Penerbangan KNKT Nurcahyo Utomo menyebutkan, aturan harus terlibatnya negara perakit dan yang membuat desain pesawat itu terdapat pada ketentuan organisasi penerbangan sipil internasional atau International Civil Aviation Organization (ICAO) Annex 13.
Baca: Enam Produk Perawatan Kendaraan Genuine Ini Bikin Mobil Mitsubishi Selalu Oke dan Kinclong
"Jadi peran Amerika Serikat adalah membantu investigasi KNKT yang dibantu oleh advisor dari Boeing yang pembuat pesawat, dari General Electric sebagai pembuat mesin, dan dari Federal Aviation Administration (FAA)," papar Nurcahyo di Gedung KNKT, Jakarta Pusat, Sabtu (3/11/2018).
Mengacu pada ketentuan ICAO Annex 13 juga, Indonesia harus bertanggung jawab menyelesaikan investigasi penyebab jatuhnya pesawat karena merupakan negara lokasi jatuhnya pesawat dan negara asal dari maskapai penerbangannya, yakni Lion Air.
Baca: Survei LSI: Partai Hanura dan PSI Bersama Empat Partai Lain Diprediksi Tak Lolos Ambang Batas
"Negara dimana kecelakaan itu terjadi dia bertanggung jawab melakukan investigasi jadi tanggung jawab ada di Indonesia dalam arti hal ini ditangani KNKT," ujar Nurcahyo.
Sementara, Singapura ikut terlibat dalam investigasi karena berperan memberikan bantuan berupa alat mencari jejak black box.
Masih berdasarkan aturan ICAO Annex 13 negara yang memberikan bantuan fasilitas diizinkan untuk ikut dalam proses investigasi.
"Karena negara yang membantu dan meberikan fasilitas menurut ICAO Annex 13 diizinkan berpartisipasi di dalam investigasi," papar Nurcahyo.
Sedangkan Australia ikut terlibat karena juga memberikan bantuan alat, dan investigator mereka akan terlibat pada proses pemindahan data dari black box.
"Sore ini investigastor dari Australia akan datang membantu proses download black box baik FDR maupun CVR," ujar Nurcahyo.
Selain sesuai aturan, bantuan investigator dari negara lain juga sangat dibutuhkan karena panjangnya proses investigasi dan sumber daya di KNKT juga tengah menangani penelitian lainnya.
"Kami mengkhawatirkan pihak kami kelelahan kemudian prosesnya sangat banyak kalau ditangai oleh dua tiga orang di kita mungkin tidak akan cukup sehingga bantuan dari negara lain," ujar Nurcahyo.
Proses investigasi penyebab jatuhnya pesawat dari data FDR black box yang kini sudah berada di laboratorium KNKT, Jakarta Pusat masih belum dimulai karena FDR masih harus dibersihkan terlebih dulu.
Nantinya setelah proses pemindahan data akan berlanjut ke verifikasi data dan proses laporan investigasi menyeluruh itu diberikan waktu hingga satu tahun.
Namun sebelum itu akan diumumkan terlebih dulu preliminary report yang berisi fakta dan data dari black box tanpa penjelasan dan penyebab.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.