Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

April 2019 Bandar Udara Belitung Diambil Alih Angkasa Pura II

Sebelumnya, bandara itu dikelola UPBU (Unit Penyelenggara Bandar Udara) Kementerian Perhubungan.

Penulis: Rizal Bomantama
Editor: Fajar Anjungroso
zoom-in April 2019 Bandar Udara Belitung Diambil Alih Angkasa Pura II
POS BELITUNG/EDHIE JUNICHIRO
Puluhan penumpang pesawat SKY Aviation tujuan Pangkalpinang Bangka Belitung berangkat melalui bandara HAS Hanandjoeddin Tanjungpandan,Jumat (21/2/2013). Maskapai penerbangan ini menjadi salah satu alternatif transportasi yang dipilih masyarakat Bangka Belitung disaat musimangin barat yang mengakibatkan gelombang air laut tinggi atau transportasi laut terganggu. (Pos Belitung/Edhie Junichiro) 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rizal Bomantama

TRIBUNNEWS.COM, PANGKALPINANG - Direktur Utama PT Angkasa Pura II (Persero) Muhammad Awaluddin menjelaskan bahwa sekitar bulan April-Mei tahun ini akan menyelesaikan pengambilalihan Bandar Udara Internasional HAS Hanandjoeddin di Pulau Belitung.

Sebelumnya, bandara itu dikelola UPBU (Unit Penyelenggara Bandar Udara) Kementerian Perhubungan.

Hal itu menurutnya dilakukan untuk mensinkronkan dengan Pulau Bangka yang memiliki Bandar Udara Depati Amir yang kini sudah ditingkatkan kapasitasnya menjadi dapat menampung 1,5 juta penumpang.

Bandar Udara Depati Amir berada di bawah pengelolaan PT Angkasa Pura II (Persero).

Kedua pulau dalam satu provinsi itu akan disinkronkan untuk mengimbangi minat wisata ke wilayah tersebut yang meningkat dari tahun ke tahun.

“Sekitar April-Mei ini Bandara Belitung akan diserahkan ke Angkasa Pura II, saat ini sedang dalam tahap verifikasi aset untuk kemudian dilakukan penandatangan Kerja Sama Pemanfaatan (KSP),” ujarnya ditemui di Pangkal Pinang, Pulau Bangka, Kamis (14/3/2019).

Berita Rekomendasi

Dengan begitu menurutnya sinkronisasi Pulau Bangka dan Pulau Belitung tersebut bisa menawarkan paket wisata yang menarik baik bagi wisatawan domestik maupun internasional.

“Wisatanya antara Bangka dan Belitung bisa dijadikan satu, meskipun terpisah, oleh karena itu akses melalui udara menjadi penghubung utama bagi kedua wilayah ini,” imbuhnya.

Ia juga menambahkan dengan satu pengelolaan akan ada saling dukung di antara kedua bandar udara itu.

Karena meskipun berkapasitas lebih kecil, Bandar Udara HAS Hanandjoeddin sudah berstatus internasional.

“Tinggal bagaimana kepiawaian kita menawarkan paket wisata, karena di Belitung sudah ada satu penerbangan ke Singapura, lalu Air Asia juga sudah mengajukan penerbangan Belitung-Kuala Lumpur,” ungkapnya.

Baca: 5 Fakta Kunjungan Jokowi ke Bangka Belitung, Warga Senang Dapat Sertifikat dan Rebutan Minta Selfie

Awaluddin mengatakan status Bandar Udara Depati Amie bisa saja ikut ditingkatkan menjadi bandara internasional, namun tak bisa diputuskan sepihak oleh Angkasa Pura II atau Kemenhub.

“Karena untuk menjadi bandar udara internasional perlu disiapkan fasilitas sesuai ketentuan yaitu bagian custom, imigrasi, dan karantina baik bagi kesehatan manusia, hewan maupun tumbuhan,” tegasnya.

Untuk itu Awaluddin mengatakan Bandar Udara HAS Hanandjoeddin akan dikembangkan dengan menghabiskan biaya sekitar Rp 500 miliar.

Ia juga menjelaskan bahwa jika ditotal selama 3-4 tahun terakhir pertumbuhan kedatangan pengunjung ke Bangka Belitung mencapai 9-10 persen dengan sumbangan terbesar dari sektor pariwisata dan pertambangan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas