Tak Sekedar Tren, CoLiving Jadi Kebutuhan Kaum Milenial Indonesia
Sejak mulai dipasarkan Juni 2018 lalu, The Parc sudah terjual sekitar 30-40 persen dari total 392 unit di tower pertama
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Konsep ekonomi berbagi telah mengubah dan membongkar tatanan dunia. Mulai dari layanan transportasi, ruang kerja hingga hiburan online, telah mengubah gaya hidup masyarakat modern di era ini.
Konsep coliving atau berbagi ruang hidup semakin popular di kalangan milenial. Ada dua hal yang membuat konsep ini menjadi popular: keterjangkauan dan komunitas.
Milenial dengan dana yang terbatas dan ingin menabung akan sangat tertolong dengan konsep coliving. Konsep ini menawarkan solusi yang murah dan lebih terjangkau bagi milenial yang ingin memiliki hunian sendiri.
Keterasingan sosial akibat menjamurnya media sosial dan teknologi juga membuat hidup di komunitas besar dengan kamar tidur pribadi dan berbagi ruang bersama menjadi menarik.
"Coliving pada dasarnya adalah pandangan baru terhadap ide lama, yang dibayangkan oleh generasi milenial yang menghargai hal-hal seperti keterbukaan dan kolaborasi, jejaringsosial, dan ekonomi berbagi," kata Peony Tang, Direktur PT Setiawan Dwi Tunggal (SouthCity) dalam keterangan tertulis, di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Baca: Ornamen Inilah yang Membuat Trofi Piala Presiden 2019 Menjadi Lebih Megah
Banyak pengembang di negara maju seperti Cina, Hong Kong, dan Singapura memanfaatkan tren ini dengan membangun ruang coliving dengan kamar tidur dan kamar mandi pribadi kecil, tetapi ruang bersama yang besar dan fasilitas umum. Konsep ini ternyata digemari dan menjadi tren hunian baru.
Laporan terbaru Jones Lang LaSalle (JLL), perusahaan riset dan manajemen properti global, menyebutkan, cepatnya proses urbanisasi telah mengubah cara berhuni dan tempat tinggal manusia.
Penerimaan masyarakat terhadap prinsip ekonomi saling berbagai (shared economy) berhasil menjadikan sector kehidupan sebagai pendorong pengembangan alternative hunian.
“Kami melihat makin intensifnya permintaan terhadap alternative pilihan hunian yang terjangkau di seluruh kota-kota Asia Pasifik,” kata Rohit Hemnani, COO and Head of Alternatives Capital Markets JLL Asia Pacific.
Populasi anak muda yang besar serta proses urbanisasi di Indonesia yang sangat cepat mendorong terjadinya pertumbuhan permintaan untuk model hunian seperti coliving ini.
Konsep coliving tak sekedar berbagi ruang dan fasilitas hidup. Dewasa ini, tren coliving juga meluas pengertiannya.
“Hunian coliving merupakan bentuk hunian modern di mana penghuninya bukan hanya berbagi ruang dan fasilitas, tetapi juga berbagi minat, keterampilan, sumber daya, nilai, dan impian mereka dengan orang-orang inspirasional lainnya,” ujar Peony Tang.
Salah satunya adalah Apartemen The Parc, SouthCity. Hunian coliving pertama yang dibangun oleh pengembang PT Setiawan Dwi Tunggal di Selatan Jakarta ini memenuhi criteria sebagai hunian coliving yang efisien dan dibutuhkan oleh kaum milenial yang mengutamakan kenyamanan dan efisiensi.
“Konsep coliving yang kami tawarkan berbeda dengan hunian lainnya. Kami member kesempatan bagi para penghuni untuk berkomunitas dan berkolaborasi, namun tetap mengutamakan kenyamanan, The Parc adalah hunian yang dirancang untuk mendukung kehidupan yang lebih baik. Ini adalah gagasan dari ide yang sudah ada, dirancang bagi kebutuhan generasi milenial yang cenderung menghargai keterbukaan, kolaborasi, jaring sosial, danbisnis,“ ujar Peony.
Menurut Peony, The Parc memberikan fasilitas bagi kaum milenial untuk berinteraksi dan berkolaborasi dengan penghuni lainnya, lewat fasilitas. Salah satu fasilitas yang ditawarkan adalah coworking space dengan free Wi-Fi.
Dengan demikian, kebutuhan kaum milenial untuk berkolaborasi serta berinteraksi dengan para penghuni The Parc yang tidak hanya dalam bekerja tetapi juga berteman dapat terwujud.
“Bahkan, kedepan, akan banyak event komunitas yang menarik serta inspiratif. Tidak hanya itu juga The Parc memiliki banyak fasilitas seperti multi-function hall, club hose, gym, 50m Olympic sized pool, jogging track sepanjang 1 km, badminton court dan lain sebagainya,” kata dia.
The Parc, merupakan hunian vertical pertama seluas 1,5 hektar dalam 5,5 hektar kawasan SouthCity. Apartemen yang kembangkan oleh PT. Setiawan Dwi Tunggal ini dihadirkan sebagai hunian coliving pertama di Indonesia.
“Hal terpenting yang ditawarkan kepada pelanggan kami adalah living experience dengan area yang luas dan asri, serta didukung oleh kawasan superblock berfasilitas lengkap. Dan semua ini kami tawarkan dengan harga yang terjangkau bagi generasi milenial,” kata Peony.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.