Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Demi Kurangi Impor, Kemenko Maritim Urai Masalah Tata Kelola Aspal Buton

Kemenko Kemaritiman melalui Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Alam dan Jasa mendorong peningkatan pemanfaatan asbuton

Penulis: Hendra Gunawan
zoom-in Demi Kurangi Impor, Kemenko Maritim Urai Masalah Tata Kelola Aspal Buton
Surya/M Sudarsono
Ilustrasi Proses pengaspalan jembatan Widang Babat 

“Zonasi bisa menekan biaya transportasi, karena didaerah-daerah yang sedang melakukan pembangunan jalan, produsen asbuton dapat membuat buffer stock, ketersediaan asbuton lebih terjamin," ujarnya.

Penjelasan ini ditanggapi dengan perlu ada komitmen penyerapan baik dari KemenPUPR terkait kebutuhan jalan nasional, atau dari pemerintah daerah terkait jalan daerah, jalan propinsi hingga jalan desa.

Mengurangi Impor

Diketahui, PT Pertamina (Persero) memproduksi aspal dari kilang minyaknya di Cilacap sebesar 300-400 ribu ton per tahun.

Padahal kebutuhan aspal Nasional adalah sebesar 1,3 -1,5 juta ton per tahun. Dengan demikian Pertamina hanya mampu menyediakan aspal untuk kebutuhan domestik sebesar 20 - 30 % saja, sisanya masih harus diimpor.

Berdasarkan data yang dimiliki Pertamina, sejak tahun 2016-2018, nilai impor aspal minyak per tahun mencapai rata-rata 1.107.000 ton atau senilai 457.191.000 USD (dengan nilai argus 413 USD per ton).

Sedangkan Dari kebutuhan nasional 1,3 juta ton, target penyerapan asbuton KemenPUPR hanya sebesar 70.000 ton menurut Bupati Buton La Bakri masih sangat sedikit. Bupati La Bakri yakin potensi asbuton masih dapat dioptimalkan, mengingat cadangan yang kaya serta kualitas yang sangat baik.

Berita Rekomendasi

Bupati La Bakri yang turut hadir dalam Rakor ini menyambut baik adanya pertemuan ini, dirinya mewakili masyarakat Buton berharap asbuton akan menjadi tuan di negerinya sendirinya.

“Tampak prospek aspal Buton akan cerah, karena sudah mendapatkan dukungan dari semua pihak, semoga dengan penyusunan road map itu akan menjadi semakin terang masa depan aspal Buton untuk menjadi tuan di negeri sendiri. Regulasi yang baik juga sangat diperlukan sebagai payung hukum, saya sangat mengapresiasi Kemenko Kemaritiman yang telah menginisiasi pertemuan ini,” ujarnya.

Pertamina dan PT Wika Bitumen juga berkomitmen untuk memaksimalkan asbuton, yakni dengan jalan bersinergi untuk membangun pabrik ekstraksi aspal untuk dijadikan asbuton.

“Kami sudah berkomitmen bagaimana asbuton kita ekstraksi untuk gantikan aspal minyak, jika ini terjadi semua penyerapan akan menggunakan aspal buton. Kilang kita hanya satu makanya kita impor terus. Bulan Juli ini kita siap uji gelar dan bekerjasama dengan Wika Bitumen, target 2020 kita bisa produksi dengan skala lebih besar,” jelas perwakilan dari Pertamina.

Usulan pemakaian asbuton menurut ASPABI pun akan terus ditingkatkan dalam tempo 5 tahun ke depan, semisal untuk kebutuhan aspal guna membangun jalan nasional akan meningkat dari 70.000 ton hingga 400.000 ton hingga tahun 2023.

Begitupun jumlah asbuton juga akan ditingkatkan dari 200.000 ton, meningkat menjadi 3.400.000 di tahun 2023 dan substitusi terhadap aspal minyak sebesar 25 persen setiap tahun.

Pengembangan Produksi Sumber Daya Alam Buton

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas