Peternak Ayam Ras Menjerit, Harga Jual Jatuh Rp 10.000 Per Kilo, Biaya Produksi Rp 18.000
Para peternak memprotes atas merosotnya harga jual ayam ras yang tak sebanding dengan harga biaya produksinya.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebagian peternak ayam di Yogyakarta dikabarkan mengalami kerugian, bahkan Asosiasi Peternak Yogyakarta (Apayo) menginisiasi pemberiaan 5.000 ekor ayam ras gratis kepada masyarakat.
Hal ini merupakan bentuk protes dari merosotnya harga jual ayam ras yang tak sebanding dengan harga biaya produksinya.
Sugeng Wahyudi, Sekjen Gabungan Organisasi Peternak Ayam Nasional (Gopan) mengatakan bahwa kondisi ini juga dirasakan oleh para peternak daerah lainnya. Rendahnya harga ini sudah terjadi di wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur sebelum lebaran dan di Jawa Barat sesudah lebaran.
"Saat ini rata-rata harga daging ayam ras di tingkat peternak berkisar Rp 10.000 per kilogram (kg), sementara harga biaya produksi sudah mencapai Rp 18.500 per kg," terangnya kepada Kontan.co.id, Senin (24/6/2019).
Baca: Fakta-fakta di Balik Kasus Penyerangan Terhadap 6 Penjaga Lahan di Bekasi, Ada 8 Tembakan, 1 Tewas
Di tengah kerugian ini, Gopan berharap pemerintah dapat mengatasi hal tersebut, khususnya dengan melibatkan peran perusahaan-perusahaan peternakan besar.
Sugeng memandang, industri hilir khususnya peternak kecil dan tradisional dirasakan tidak mendapat perhatian. Padahal 80% ayam yang dipasarkan saat ini dalam bentuk ayam ras atau ayam hidup (life birth) bukan ayam karkas.
Baca: Google Siap Beri Dukungan OS Android Q untuk Ponsel-ponsel Buatan Huawei Ini
Sedangkan ayam karkas sendiri mempunyai nilai jual yang hampir menyentuh Rp 30.000 per kg nya, Sugeng menilai harga ayam ras di tingkat peternak bahkan pernah mencapai Rp 6.000 per kg hingga Rp 7.000 per kg.
Padahal, harga ayam di tingkat konsumen sudah mencapai Rp 35.000 per kg.
Dia mengatakan, kondisi ini sangat memukul peternak. Apalagi, peternak membutuhkan biaya produksi yang besar. "Ini sekaligus menjelaskan bahwa koordinasi antara kementerian perdagangan dan pertanian kurang baik," sebut Sugeng.
Menurutnya, Peraturan Menteri Perdagangan (Permendag) Nomor 96 Tahun 2018 tentang harga acuan pembelian di tingkat petani dan harga acuan penjualan di tingkat konsumen tidak berjalan dengan baik.
Melihat keadaan saat ini, Sugeng belum berani memproyeksikan perkembangan industri di semester genap tahun ini.
Sementara itu menurut Ketua Asosiasi Peternak Layer Nasional, Ki Musbar Mesdi kondisi saat ini perlu koordinasi antar kementerian dan lembaga pemerintah yang tepat. Rapat koordinasi terbatas itu perlu, antara Kementerian Pertanian, Kemendag, Satgas Pangan, juga Bulog.
"Kalau hanya meminta perusahaan peternakan besar menyerap semuanya, menurut saya, mereka pun cold storage nya sudah kepenuhan," ujarnya kepada Kontan.co.id, Senin (24/6/2019).
Musbar nampaknya memaklumi kalau ada over supply di tengah pasar, namun yang menjadi keanehan bagianya mengapa ayam karkas dapat menjulang tinggi harganya ketimbang harga ayam ras.
Reporter: Agung Hidayat
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul Para peternak menjerit harga ayam ras jatuh