Permintaan Rumah Kelas Premium di Tegal Meningkat
Yusuf mengatakan, penjualan properti di kelas menengah bawah dan menengah atas di Kota Tegal akan terus naik
Editor: Hasiolan Eko P Gultom
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - CitraLand Tegal optimistis dapat melampaui target penjualannya tahun ini di Tegal, Jawa Tengah.
Pada semester pertama 2019 ini pencapaian penjualannya sudah terealisasi 60 persen. Project Manager CitraLand Tegal, Yusuf Fakhrudin menjelaskan, tahun ini pengembangan kawasan CitraLand Tegal seluas 10.5 hektar sudah memasuki pembangunan klaster 5.
Beberapa klaster sebelumnya sudah habis terjual dan saat ini CitraLand Tegal sedang menawarkan beberapa tipe rumah baru di klaster 5, mulai tipe Pinewood (LB/LT 70/90) sampai Oakwood (209/276) dengan harga mulai Rp1,1 miliar hingga Rp3,2 miliar.
Sedangkan untuk area komersial, lanjut Yusuf, sudah ada 3 blok pertokoan yang dibangun dan beroperasi yaitu, Allegro Plaza, Belleza Plaza, dan Capry Plaza.
Karena peminat ruko masih banyak, tahun ini CitraLand Tegal juga menawarkan Belleza Plaza Extention yang dibuka terbatas, yakni hanya 4 unit.
"Penjualannya masih dalam tahap presale. Peminatnya tinggi, makanya kami buat form peminat dan pada batas waktu yang ditentukan akan kami open sale mengurutkan konsumen yang berhak memilih unit. Harganya berkisar Rp1,9 miliar," papar Yusuf dilansir Kompas.com.
Yusuf Fakhrudin menjelaskan, pembeli rumah di CitraLand Tegal tidak hanya oleh pembeli baru, tetapi banyak juga konsumen yang repeat buyer (pembelian berulang). Sebagian besar pembeli adalah para pengusaha Tegal, Jakarta, Cirebon dan Purwakerto yang usahanya berkembang di Tegal.
Banyak pengusaha kawakan asli Tegal yang akhirnya memutuskan untuk membeli rumah dan menetap di CitraLand Tegal, karena perumahan ini dianggap sangat representatif dengan prestige mereka.
Kualitas hidup mereka menjadi lebih baik karena didukung lansekap yang hijau, keamanan, serta area taman untuk berolahraga, dan bersantai bersama keluarga.
Menurut dia, Tegal merupakan salah satu kota di Jawa Tengah yang pertumbuhan ekonominya relatif stabil.
Wilayah di Jalur Pantura ini strategis dan memberikan kontribusi signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi Jawa Tengah, apalagi setelah memiliki akses jalan tol yang terkoneksi dengan seluruh kota di Pulau Jawa.
"Perekonomiannya makin bagus, karena banyak pabrik garmen yang merelokasikan pabriknya dari wilayah Jabodetabek ke Jawa Tengah, termasuk ke Tegal. Perpindahan operasional produksi ini didorong oleh makin tingginya UMR (Upah Minimum Regional) di wilayah Jabodetabek," kata Yusuf.
Masuknya beberapa pabrik ke Tegal itulah yang ikut meningkatkan berbagai kegiatan bisnis, salah satunya permintaan tempat tinggal ( perumahan) dan ruang usaha (ruko dan perkantoran).
Yusuf mengatakan, penjualan properti di kelas menengah bawah dan menengah atas di Kota Tegal akan terus naik, setidaknya dalam 2 tahun terakhir.
"Tahun ini pengembang di Tegal masih aktif mengeluarkan produk baru, karena permintaan masih ada. Kami pun memasarkan rumah-rumah menyasar segmen kelas menengah atas, dan high-end. Meski rumah dan ruko dijual sudah di atas Rp1 miliar, setiap bulan tetap ada pembelinya," kata Yusuf.