Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Jaringan Listrik di Ibu Kota Baru Akan Gunakan Kabel Bawah Tanah

"Kelihatannya sepele, tapi sudah menjadi syarat kota modern. Semuanya harus di bawah tanah."

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Jaringan Listrik di Ibu Kota Baru Akan Gunakan Kabel Bawah Tanah
TRIBUNNEWS/DANANG TRIATMOJO
Dialog Nasional III Pemindahan Ibu Kota Negara di gedung Bappenas, Jakarta, Kamis (1/8/2019). 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri PPN/Kepala Bappenas Bambang PS Brodjonegoro mengatakan, jaringan kabel public utilities seperti jaringan listrik di Ibu Kota Negara (IKN) yang baru di Kalimantan nantinya tidak akan lagi menggunakan tiang listrik aliran atas, namun akan menggunakan jaringan kabel yang akan ditanam di bawah tanah.

"Tidak ada lagi tiang listrik, kabel listrik di atas jalan," kata Bambang dalam diskusi Dialog Nasional III Pemindahan Ibu Kota Negara, di Kantor Bappenas, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).

Bambang mengatakan, bagi sebagian orang mungkin hal ini terlihat sepele. Tapi menurutnya, perencanaan seperti itu merupakan syarat standar bagi kawasan perkotaan modern di masa depan.

"Kelihatannya sepele, tapi sudah menjadi syarat kota modern. Semuanya harus di bawah tanah. Itulah standar kota modern yang seharusnya," ungkap dia.

IKN yang baru juga akan mengedepankan efisiensi energi khususnya konsep green housing dan power and gas supply.

Sumber listrik akan berasal dari energi hijau dan terbarukan, semisal dari energi bertenaga surya, biomassa berupa pemanfaatan bahan biologis yang hidup atau baru mati sebagai sumber bahan bakar.

Berita Rekomendasi

"Utamanya kita akan dorong tenaga surya, biomass, dan menggunakan smart great system," ujar Bambang.

Perihal pasokan gas untuk rumah tangga maupun industri, Bambang menjelaskan di lokasi IKN baru, seluruh pasokan gas akan dialirkan dengan jaringan gas kota.

Hal ini demi menghilangkan konsumsi gas LPG 3kg alias gas melon yang tak cuma banyak masalah dan kurang ramah lingkungan, tapi juga memakan subsidi cukup besar.

Baca: Cerita Lengkap Riski Riswadi, Korban Order Fiktif Aplikasi GrabFood di Malang

"Nggak ada lagi cerita LPG 3 kg, gas melon segala macem yang udah subsidinya besar, banyak masalah, dan juga tidak ramah lingkungan. Bikin impor makin besar pula. Jadi kita harus fokus pada membangun jaringan gas kota," jelas dia.

Sebelumnya, ‎Presiden Jokowi menyatakan ibu kota negara akan pindah ke Kalimantan.

Baca: Tak Ada Bilik Asmara, Begini Cara Barbie Kumalasari Lepas Kangen dengan Galih Ginanjar

"Ya kan memang dari dulu saya sampaikan, pindah ke kalimantan. Kalimantannya mana nanti kita sampaikan Agustus lah," kata Jokowi di Sumatera Utara, Selasa (30/7/2019).

Dia meminta masyarakat bersabar menunggu diumumkan lokasinya di bulan Agustus.

Untuk saat ini, lanjut Jokowi, kajian soal ibu kota baru itu belum rampung dan tuntas. Paparan soal kebencanaan maupun sosial budaya belum selesai.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas