Bursa Asia Terguncang Oleh Kicauan Trump di Twitter, Sore Ini Ditutup Memerah
Donald Trump berencana menetapkan 10% pajak tambahan atas barang-barang impor China senilai US$ 300 miliar.
Editor: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bursa Asia mengakhiri perdagangan Jumat (2/8) dengan rapor merah. Aksi jual yang berlangsung sejak pagi membuat bursa-bursa utama di Benua Kuning memerah.
Data Bloomberg menunjukkan, tidak ada satu pun indeks acuan di Asia yang berhasil mencatatkan kenaikan. Bursa Hong Kong yang mengalami tekanan paling dalam.
Berikut rapor pasar saham utama Asia pada penutupan perdagangan hari ini:
- Indeks Nikkei 225 Stock Average Jepang merosot 2,11%
- Indeks Hang Seng Hong Kong anjlok 2,35%
- Indeks Kospi Korea Selatan turun 0,90%
- Indeks Taiex Taiwan turun 1,70%
- Indeks FTSE/BM Malaysia turun 0,75%
- Indeks FTSE/ST Singapura turun 0,93%
- Indeks SE Thailand turun 0,88%
Penyebabnya seragam: pernyataan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump yang semakin memanaskan perang dagang dengan China.
Kamis kemarin (1/8/2019), Trump mengeluarkan pengumuman yang sangat mengejutkan. Dia berencana menetapkan 10% pajak tambahan atas barang-barang impor China senilai US$ 300 miliar.
Baca: The New Range Rover Evoque Meluncur, Indonesia Hanya Dapat Jatah 15 Unit
Tarif pajak impor baru ini bahkan bisa melampaui 25% dan bakal berlaku mulai 1 September 2019 nanti. Barang-barang impor dari China yang masuk dalam daftar, misalnya, smartphone, laptop, dan pakaian anak-anak.
Barang-barang ini akan berada pada daftar teratas untuk barang-barang impor China yang sudah kena pajak 25% senilai US$ 250 miliar. Ini berarti, hampir semua perdagangan dengan negeri tembok raksasa bakal kena pajak baru.
Banny Lam, Head of Research Ceb International Inv Corp, mengatakan, kebanyakan orang mengharapkan beberapa kompromi dalam putaran terakhir perundingan perdagangan AS-China. Tapi, yang terjadi sebaliknya.
Karena itu, aksi jual lebih intens karena investor tidak yakin tentang apa yang mungkin terjadi selama akhir pekan. "China harus benar-benar tangguh dalam menanggapi langkah AS," katanya seperti dikutip Bloomberg.
Menurut Wang Zhihong, Managing Director Whiterock Asset Management Co, ada kemungkinan besar China akan menggunakan alat fiskal selama akhir pekan untuk meningkatkan kepercayaan. "Kami akan meningkatkan posisi pendek kami pada komoditas industri," ujarnya.
Laporan reporter: SS. Kurniawan
Naskah ini tayang di Kontan dengan judul Kicauan Trump membuat merah bursa Asia di akhir perdagangan