Kritik Faisal Basri Terhadap Menteri Jonan: Kompor Listrik Lebih Efisien Dari Jargas
Jargas dipilih sebagai alternatif penggunaan Liqufied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram yang saat ini disubsidi dan pasokannya sebagian diimpor.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat ekonomi Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Faisal Basri melontarkan kritik terhadap Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan terkait proyek jaringan gas (jargas) rumah tangga atau gas kota.
Pemerintah saat ini memang tengah menugaskan PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGN) menggarap proyek jargas, yang ditargetka bisa membangun sebanyak 4,7 juta sambungan rumah tangga di beberapa wilayah Indonesia hingga 2025.
Jargas dipilih sebagai alternatif penggunaan Liqufied Petroleum Gas (LPG) 3 kilogram yang saat ini disubsidi dan pasokannya sebagian diimpor.
"Namanya Jonan, mau nambah program ugal-ugalan baru namanya gas kota. Jadi ada 4,7 juta saluran gas untuk rumah tangga yang akan dibangun sampai 2025. Saya respect sama Jonan soal kereta api, lainnya mah kacau. Dia main-main dengan gas," kata Faisal dalam diskusi di Kedai Tempo, Jakarta, Rabu (14/8/2019).
Baca: Video Penampakan Tumbuhan Bajakah, Obat Penyembuh Kanker Temuan Siswa SMA Palangkaraya
Baca: 8 Artis yang Ternyata Pernah Gagah Jadi Anggota Paskibra, Tingkat Provinsi hingga Nasional
Baca: KPK Panggil Sekjen PBNU Helmy Faishal Zaini Terkait Dugaan Korupsi Proyek di PUPR
Menurut Faisal, proyek itu hanya akan menguntungkan pemilik pabrik pipa karena secara langsung akan semakin banyak pipa dibutuhkan untuk membangun lebih banyak jargas.
Sementara yang diinginkan oleh rakyat, menurutnya, adalah bagaimana menikmati energi secara mudah dan murah.
"Harapannya gas untuk keadilan buat rakyat, akan dibangun saluran pipa baru yang untung cuma pemilik pabrik pipa, perusahaan pipa. Ribuan kilometer lah panjangnya nanti. Padahal rakyat cuma peduli energi masuk ke dia," jelasnya.
Alih-alih jargas, Faisal menyarankan pemerintah mendorong program kompor listrik yang lebih efisien.
Menurutnya, pemerintah bisa bekerja sama dengan PT PLN (Persero) untuk penyediaan kompor listrik bagi masyarakat, guna menggantikan penyediaan tabung gas LPG 3 Kg.
Sebelumnya, selama 2019, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) RI menargetkan membangun 78 ribuan jaringan gas (jargas) rumah tangga.
Menteri ESDM RI, Ignasius Jonan, mengatakan bahwa target pembangunan puluhan ribu jargas itu rampung akhir tahun ini.
"Selama 2019 ini rencana kami membangun 78216 sambungan rumah (SR)," ujar Ignasius Jonan saat ditemui usai Peresmian Jaringan Gas (Jargas) Rumah Tangga dan Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) Wilayah Cirebon, di Lapangan Kebonpelok, Kecamatan Harjamukti, Kota Cirebon, Kamis (21/3/2019).
Ia mengatakan, semua jargas rumah tangga itu dibangun di 18 daerah se-Indonesia.
Di antaranya, Kabupaten Aceh Utara 5000 SR, Kota Dumai 4300 SR, Kota Jambi 2000 SR, dan Kota Palembang 6000 SR.
Selain itu, Kota Depok 6230 SR, Kota Bekasi 6720 SR, Kabupaten Karawang 2681 SR, Kabupaten Purwakarta 3765 SR, Kabupaten Cirebon 6520 SR, Kabupaten Lamongan 4000 SR, Kota Mojokerto 4000 SR, Kabupaten Mojokerto 4000 SR, Kabupaten Pasuruan 4000 SR, dan Kabupaten Probolinggo 4000 SR.
"Kabupaten Banggai 4000 SR, Kabupaten Wajo 2000 SR, dan Kutai Kartanegara 5000 SR," kata Ignatius Jonan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.