Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Guru Besar IPB: Langkah BPOM Tangani Produk Minyak Sawit Sudah Tepat

Hardiansyah menyatakan, sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa minyak sawit berbahaya untuk kesehatan.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Guru Besar IPB: Langkah BPOM Tangani Produk Minyak Sawit Sudah Tepat
FMT
Panen tandan buah segar kelapa sawit. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Temuan produk bahan makanan dengan label 'Palm Oil Free' oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) baru-baru ini menyita perhatian publik. Minyak sawit, sebagai sumber daya alam Indonesia yang mengandung konsentrat gizi tinggi dilarang beredar di sejumlah negara Eropa.

Padahal, sejauh ini tidak ada bukti ilmiah yang membuktikan bahwa minyak sawit berbahaya untuk kesehatan.

Guru Besar Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor Hardiansyah berpendapat, langkah BPOM melarang produk berlabel bebas sawit beredar di Indonesia sangat tepat. Selain tidak sesuai regulasi, hal tersebut juga tidak rasional.

"Regulasi pangan itu kan untuk membela konsumen, tanpa merugikan produsen. Kalau ada yang mencantumkan produknya bebas minyak sawit, padahal tidak diatur dalam regulasi, berarti ada tendensi bahwa minyak sawit itu tidak bagus untuk kesehatan," ujar Hardiansyah dalam keterangan pers tertulis kepada Tribunnews, Kamis (29/8/2019).

Baca: Pemprov Jabar Juga Ingin Pindahkan Ibu Kota Provinsi dari Bandung, Begini Alasan Ridwan Kamil

Hardiansyah menjelaskan, sudah ratusan penelitian dilakukan dan tidak ada bukti ilmiah kalau sawit bisa mengakibatkan kolestrol maupun jantung koroner

Hardiansyah yang juga Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia tersebut menyatakan jika dibandingkan dengan minyal lain, minyak sawit mengandung unsur karotenoid yang mengandung vitamin A.

Selain vitamin, ada juga asam lemak dan zat antioksidan.

Baca: Honda Resmi Pasarkan PCX Listrik, Ganti Baterai Bisa Dilakukan di Minimarket

"Semua harus ada rasionalisasi, kenapa harus ditandai dengan label. Nanti malah ada beras yang diberi label tidak mengandung karbohidrat. Padahal semua beras mengandung karbohidrat," kata dia.

Menurutnya, tidak ada penelitian yang menunjukkan bahwa minyak sawit bisa mengakibatkan jantung koroner.

"Tidak hanya di Asia, tapi penelitian di negara-negara lain pun demikian. Kalau tidak ada sesuatu yang buruk atau negatif, kenapa harus diklaim zero palm oil?" ujar President Federation of Asian Nutrition Societies ini.

Dia menegaskan, minyak sawit tidaklah mengandung lemak trans yang memang terbukti berbahaya oleh organisasi pangan dunia WHO. Jika sebuah produk makanan mengandung lemak ini, maka harus diberi label untuk melindungi konsumen.

"Label ini berfungsi untuk mengingatkan konsumen bahwa produk tersebut mengandung unsur yang membahayakan bagi kesehatan. Tentu beda dengan label halal dari MUI yang memang tuntutan agama," ungkapnya.


Berita Rekomendasi
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas