Menteri Luhut: Penting, Pengembangan Komoditas Bernilai Tambah di Dalam Negeri
Indonesia tidak bisa bergantung kepada ekspor yang tidak bernilai tambah karena harganya dipengaruhi faktor global
Penulis: Reynas Abdila
Editor: Choirul Arifin
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan optimistis Indonesia mampu bersaing menjadi lima besar negara ekonomi dunia pada 2045.
Luhut mengatakan itu di acara peluncuran buku Indonesia Menuju 5 Besar Ekonomi Dunia di Djakarta Theater XXI, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Untuk mencapai target tersebut, Luhut mendukung pengembangan produk komoditas bernilai tambah yang diolah di dalam negeri.
Dia mengatakan, Indonesia tidak bisa bergantung kepada ekspor yang tidak bernilai tambah karena harganya dipengaruhi faktor global, satu di antaranya perang dagang AS-China.
“Pemerintah melihat nilai tambah pada komoditas kita perlu didorong dengan percepatan larangan ekspor bijih nikel. Selama ini 98 persen nikel Indonesia diekspor ke Tiongkok,” kata Luhut.
Baca: Vivo U10 Akan Meluncur 24 September di India
Larangan eskpor bijih nikel tersebut dapat menjadi add value di dalam negeri sebagai produsen baterai lithium kendaraan listrik.
“Cadangan nikel kita terbesar di dunia. Jadi tidak perlu pesimis ekonomi kita lima besar dunia,” kata dia.
Baca: Uang Nasabah Rp 14 Juta Hilang, BRI Janji Investigasi
Luhut juga menilai pemerintah tengah melakukan harmonisasi peraturan Undang-Undang yang bersifat omnimbus law.
“Aturan yang tidak sesuai dengan sekarang, aturan yang dipakai sejak zaman Belanda ini perlu diperbaiki. Sistem kita masih banyak membuat izin orang tertahan. Dengan omnimbus law investor tidak akan lari dan berbondong-bondong datang ke Indonesia,” paparnya.