18 Pesawat Dikandangkan, Sriwijaya Air Beroperasi Dengan Hanya 12 Pesawat
Hingga saat ini, regulator melakukan pengawasan ketat untuk memastikan kelaikan pesawat-pesawat Sriwijaya Air.
Penulis: Ria anatasia
Editor: Hendra Gunawan
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ria Anatasia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Operasional 18 pesawat Sriwijaya Air diberhentikan sementara (grounded), menyusul pemberhentian layanan perawatan (maintenance) pesawat oleh anak usaha Garuda Indonesia, GMF Aero Asia.
Dalam surat nomor 096/DV/INT/SJY/IX/2019, Direktur Keamanan Sriwijaya Air Toto Subandoro menerangkan, maskapai hanya bisa mengoperasikan 12 dari 30 unit pesawat hingga 29 Desember 2019.
"Sriwijaya Air mempunyai kemampuan mengoperasikan 12 dari 30 pesawat udara yang dikuasai sampai dengan lima hari ke depan (sejak 24 September 2019)," tulis surat tersebut.
Toto menjelaskan, saat ini Sriwijaya Air melakukan line maintenance sendiri dengan metode engineer on board (EOB) dengan jumlah 50 orang. Terdiri dari 20 orang certifying staff, 25 orang RII dan certifying staff dan 5 orang management and control. Personel tersebut terbagi dalam 4 grup.
Baca: Marc Marquez Dianggap Akan Terus Raih Kemenangan hingga Putuskan Pensiun
Baca: Bocah Diduga Terpotong Alat Kelaminnya Usai Disunat, Dinkes Pastikan Samiran Bukan Tenaga Kesehatan
Baca: Peneliti: Dibanding Uji Materi di MK, Perppu KPK Adalah Solusi
Baca: Suami Pingsan Tak Percaya Bayinya Tewas karena Tenggelam di Bak Mandi, Pelaku Akui Sakit Hati
Sriwijaya Air pun juga melakukan kerja sama line maintenance dengan PT JAS Engineering sebagai pemegang AMO 145 pada 3 hari sejak 24 September 2019. Selain itu, Sriwijaya Air juga melakukan kerjasama brake and wheel dengan PT Muladatu dan PT JAS Engineering sebagai pemegang AMO 145.
Pemberhentian operasi sebanyak 18 pesawat itu dikonfirmasi oleh Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Avirianto.
Pemerintah, menurutnya, masih meminta penjelasan dari Sriwijaya Air mengenai kelanjutan operasional perusahaan hingga 2 Oktober 2019 besok.
Hingga saat ini, regulator melakukan pengawasan ketat untuk memastikan kelaikan pesawat-pesawat Sriwijaya Air.
"Kita kan pengawasan ketat tiap hari, dari 30 pesawat yang terbang cuma 12, berarti sistem kontrol dari Sriwijaya bagian Qualitynya sudah grounded 18 pesawat. Jadi kita awasi juga melibatkan inspektur-inspektu Sriwijaya sendiri kita authorized," kata Avirianto kepada Tribunnews.com, Senin (30/9/2019).
"Jadi memang pemerintah itu tidak sewenang-wenang jadi beri keleluasaan ke mereka untuk bisa sadar diri kalau memang tidak mampu dia berhentikan sendiri," tambahnya.