Ahok Diberi Tugas Utama Turunkan Impor Migas, Jokowi Pernah Beri Teguran Langsung
Mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (BTP) alias Ahok telah resmi menjabat sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Penulis: Daryono
Editor: Ayu Miftakhul Husna
Sedangkan untuk LPG, jumlah impornya naik 7 persen dibanding tahun lalu.
Tahun ini, jumlah impor LPG sebesar 1,2 miliar dollar AS dan tahun lalu hanya 1,1 miliar dollar AS.
“Total overall crude, product dan LPG, trun 24 persen,” ujar Nicke dalam laporannya kepada Jonan, Selasa (9/7/2019).
3. Pertamina Sebut Impor Migas Empat Bulan Pertama di 2019 Turun Drastis
Dikutip dari siaran pers Pertamina yang dipublikasikan di laman resmi Pertamina pada 2 Mei 2019, impor minyak mentah dan kondensat Pertamina mengalami penurunan drastis hingga sekitar 50 persen selama empat bulan pertama 2019.
Hal ini terutama dipengaruhi oleh penyerapan minyak mentah dan kondensat produksi domestik bagian Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
Vice President Corporate Communication PT Pertamina (Persero) Fajriyah Usman mengatakan, volume impor minyak mentah dan kondensat Pertamina pada periode Januari hingga April 2019 mencapai sekitar 25 juta barel atau turun drastis dibandingkan periode yang sama tahun 2018 yang sekitar 48 juta barel.
Penurunan ini juga berdampak pada penurunan nilai biaya impor sebesar USD 1,4 miliar atau ekuivalen lebih dari Rp 20 Triliun.
“Penurunan impor sangat signifikan karena sebagian dari kebutuhan minyak mentah untuk kilang-kilang Pertamina sudah dapat dipenuhi dari dalam negeri."
"Dengan adanya penyerapan minyak mentah domestik ini, maka sangat mendukung kehandalan supply untuk kilang-kilang Pertamina sehingga dapat meningkatkan kinerja dan profitabilitas kilang,” ujarnya.
Hingga minggu ketiga April 2019, Pertamina telah melakukan kesepakatan untuk pembelian minyak dan kondensat dalam negeri sebanyak 137 ribu barel per hari (MBCD) yang berasal dari 32 kontraktor kontrak kerja sama (KKKS).
Pembelian minyak dan kondensat domestik yang paling berpengaruh adalah bagian dari eks PT Chevron Pacific Indonesia untuk jenis Duri dan SLC, yang jumlahnya mencapai 2-3 juta barel per bulan.
"Dengan pasokan tersebut, saat ini Pertamina tidak lagi mengimpor minyak mentah jenis heavy dan super heavy dan hanya mengimpor jenis light and medium crude," ungkapnya.
(Tribunnews.com/Daryono) (Kompas.com/Akhdi Martin Pratama)