Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Bisnis

Kemenperin Permudah Investasi di Industri Pelumas

"Peraturan kita permudah lagi agar tidak ada tabrakan kepentingan di antara peraturan-peraturan itu lewat omnibus law."

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Kemenperin Permudah Investasi di Industri Pelumas
TRIBUNNEWS/CHOIRUL ARIFIN
Dari kiri ke kanan: Direktur PT Balmer Lawrie Indonesia Takwa Fuadi Samad, ekonom UI/Direktur Eksekutif Next Policy Fithra Faisal Hastiadi, dan Muhammad Khayam, Dirjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kementerian Perindustrian RI, serta pengamat otomotif Munawar Chalil di acara diskusi membedah industri pelumas nasional di Jakarta, Selasa (17/12/2019). 

Dia menegaskan, Kemenperin akan terus mendorong diberlakukannya regulasi regulasi teknis untuk melindungi konsumen pelumas nasional dari ancaman pelumas impor yang kualitasnya di bawah standar.

"SNI pelumas wajib saat ini baru tujuh. SNI wajib untuk pelumas ini diperlukan untuk melindungi konsumen dan juga demi efisiensi di sektor otomotif dan non otomotif," tandasnya.

Baca: Menperin Sebut 7 Isu yang Bisa Dongkrak Pertumbuhan Industri Dalam Negeri

"Saat ini kita masih bisa menjaga investasi, meski terjadi pelambatan ekonomi dunia. Industri pelumas ini menarik, terutama sejak kita berlakukan SNI wajib," imbuhnya.

Saat kepadanya ditanyakan tentang dukungan pemerintah untuk industri pelumas kecil dan menengah, Muhammad Khayam menyatakan, pemerintah memberikan insentif investasi berupa tax allowance.

"Kita menyasar industri kecil menengah. Kita juga merevisi peraturan agar iklim investasi kita semakin menarik. Kita juga memberikan insentif di bidang sumber daya manusia. Juga untuk sektor industri yang melakukan riset riset yang bersifat implementatif."

Dia menyatakan, data impor komoditi di lingkungan Ditjen Industri Kimia, Farmasi, dan Tekstil Kemenperin saat ini mencapai 40 miliar USD. "Untuk kimia saja hampir 24 miliar. Target kita impor ini bisa ditekan di bawah 10 miliar USD melalui investasi baru (di dalam negeri) yang kita perkirakan bisa mencapai 5 miliar dolar dalam 5 tahun ke depan, baik investasi baru maupun ekspansi," jelasnya.

Grease Kemasan Pouch

BERITA REKOMENDASI

Seperti hanya pelumas, permintaan produk grease untuk industri, perkapalan dan otomotif saat ini masih berasal dari impor. Namun pemain lokal berskala menengah seperti PT Balmer Lawrie Indonesia (BLI) tetap bisa eksis di pasar dengan menggarap ceruk-ceruk baru.

Seperti diumumkan kemarin, melalui brand Balmerol Lubricants, perusahaan ini meluncurkan grease kemasan pouch Licom EP 3 ukuran 100 gram dan 200 gram.

Direktur PT BLI Takwa Fuadi Samad mengatakan, Balmerol Licom EP 3 menyasar segmen ritel seperti penggunaan rumah tangga dan bengkel kendaraan termasuk untuk kebutuhan awak transportasi yang tidak membawa mekanik, dengan kemasannya yang praktis.

Sebelumnya, produk serupa dipasarkan dalam kemasan cup ukuran 450 gram.

Grease Licom EP 3
Produk terbaru grease Licom EP 3 kemasan pouch 100 dan 200 gram.

"Saat ini, kebutuhan konsumen pada perawatan yang praktis semakin tinggi. Bukan hanya untuk kebutuhan otomotif, tapi juga berbagai keperluan pelumasan bagian pintu, hingga pagar rumah. Dalam dua bulan terakhir sebelum meluncurkan kemasan pouch 100 gram dan 200 gram, kami telah sosialisasi di bengkel mobil dan motor area Jabodetabek," ujarnya, saat peluncuran Balmerol Licom EP 3 di Jakarta, Selasa (17/12/2019).


Grease Licom EP 3 memiliki kekentalan (konsistensi) mengacu pada standar NLGI nomor 3 (National Lubrication Grease Institute).

Produk diproduksi dengan menggunakan Lithium Complex dan membuatnya tahan panas, dengan titik leleh (melting point) mencapai 260 derajat celcius.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas