Sampai November, Defisit Angaran di APBN 2019 Sundul 2,29 Persen dari PDB
Realisasi defisit anggaran tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 279,7 triliun.
Editor: Choirul Arifin
Reporter: Grace Olivia
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan (Kemenkeu), melaporkan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2019 per akhir November sebesar Rp 368,9 triliun.
Realisasi defisit anggaran tersebut lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 279,7 triliun.
Secara persentase, defisit anggaran hingga November mencapai 2,29% terhadap produk domestik bruto (PDB).
Persentase defisit juga melebar dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya di mana defisit hanya 1,89% dari PDB. Total pendapatan negara per akhir November mencapai Rp 1.677,1 triliun atau tumbuh 0,9% year on year (yoy).
Realisasi pendapatan negara baru memenuhi 77,5% dari target pendapatan dalam APBN yang secara keseluruhan sebesar Rp 2.165,11 triliun.
Baca: Defisit APBN Tembus Rp 369,8 Triliun Per November 2019, Ini Kata Menkeu
Sementara, belanja negara tumbuh 5,3% yoy atau mencapai Rp 2.046 triliun. Realisasi belanja tersebut memenuhi 83,1% dari pagu sebesar Rp 2.461,1 triliun.
Meski secara nominal lebih besar, pertumbuhan belanja negara sepanjang tahun ini lebih lambat dibandingkan tahun lalu yang tumbuh 11% yoy.
Akhir November, keseimbangan primer berada dalam posisi surplus sebesar Rp 503,7 triliun. Pada periode yang sama tahun lalu, keseimbangan primer mengalami defisit yaitu Rp 28,6 triliun.
Pembiayaan anggaran telah mencapai Rp 421 triliun atau 142,2% dari pagu yang sebesar Rp 296 triliun.
Pembiayaan utang sebesar Rp 442,9 triliun atau memenuhi 123,3% dari pagu yang sebesar Rp 359,25 triliun. Pertumbuhan pembiayaan utang naik 21,8% secara yoy.
Dengan demikian, defisit anggaran per November 2019 sebesar Rp 368,9 triliun atau 2,29% terhadap PDB. Realisasi defisit tersebut lebih tinggi dari outlook pemerintah tahun ini yaitu sebesar 2,2% dari PDB.
Meski begitu, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan hingga 13 Desember lalu, realisasi defisit sedikit membaik menjadi 2,21% terhadap PDB.
“Kita melihat di dua minggu pertama Desember ini ada perbaikan tren penerimaan, terutama dari sektor riil, sehingga defisit diharapkan kembali mendekat ke arah target 2,2%, bukan ke arah 2,3%,” ujar dia dalam Konferensi Pers APBN KiTa, Kamis (19/12/2019).
Kendati terjadi pelebaran defisit anggaran, Sri Mulyani memastikan, pemerintah telah melakukan strategi pembiayaan untuk mengantisipasi hal tersebut, termasuk strategi front-loading sejak awal tahun.
“Kebijakan front-loading dari sisi pembiayaan ini cukup bagus untuk menjaga APBN kita di tengah ketidakpastian, terutama yang bersumber dari sentimen global,” tandasnya.
Artikel ini tayang di Kontan dengan judul https://nasional.kontan.co.id/news/defisit-apbn-tembus-229-dari-pdb-hingga-november-2019?page=2