Tatalogam Lestari Kenalkan Inovasi Baja Ringan Anti Virus Corona
Lapisan anti virus pada baja ringan ini diklaim bisa bertahan antara 5-10 tahun tergantung keadaan lingkungan.
Penulis: Choirul Arifin
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mengupayakan pencegahan penularan virus corona di berbagai tempat, terutama di area publik seperti bangunan rumah sakit, terminal dan hunian, produsen baja ringan PT Tatalogam Lestari memperkenalkan inovasi baja ringan anti virus corona.
Baja ringan anti virus yang sudah diproduksi sejak satu bulan terakhir ini diklaim mampu meredam perkembangbiakan virus yang menempel pada logam.
Berdasar hasil uji laboratorium diketahui, baja ringan anti virus ini terbukti dapat menangkal berbagai macam virus dan bakteri berbahaya termasuk virus Covid-19 yang saat ini tengah mewabah.
Stephanus Koeswandi, Vice Presiden PT Tatalogam Lestari mengatakan, produk baja ringan anti virus produksi mereka dilapisi cairan anti-virus khusus yang dapat menutup pori-pori baja sehingga virus tidak dapat berkembang biak di permukaannya.
Baca: Penumpang Terus Turun, PT KAI Kembali Batalkan Jadwal 44 Kereta Jarak Jauh: Ini Rinciannya
Dia mengatakan, virus ini (Covid-19) bisa hidup pada permukaan logam hingga 72 jam, bahkan bisa lebih, karena celah pori-pori benda tersebut jadi tempat hinggap bakteri dan virus.
Baca: Hati-hati, Klorokuin Itu Obat Penyembuhan, Bukan untuk Pencegahan Corona
"Virus membelah diri dan bisa bertahan lama. Kami dari Tatalogam ini berinovasi dengan mengembangkan satu produk baja ringan anti virus yaitu Nexalume Antivirus dan Sakura Truss Avico," terang Stephanus dalam keterangan pers tertulisnya, Selasa 31 Maret 2020.
Baca: Pemprov DKI Berharap Pemerintah Pusat Setujui Usul Penyetopan Operasi Bus AKAP Keluar Masuk Jakarta
Dia menjelaskan, Nexalume Anti Virus sendiri merupakan bahan baku baja ringan yang sudah dilapisi cairan anti virus, di coating 3 kali dengan nano-coating.
Bahan baku ini nantinya bisa digunakan dalam berbagai keperluan seperti meja peralatan medis di rumah sakit, dan bahkan transportasi umum yang rawan dihinggapi dan menjadi tempat berkembang biak virus pembawa penyakit.
Baca: Kabar Baik! PUFF, Nucleus Farma dan Prof Nidom Foundation Kembangkan Obat Covid-19
Sementara Sakura Truss Avico merupakan rangka atap baja ringan yang sudah dilapisi cairan anti virus.
Rangka atap baja ringan anti
virus ini diharapkan juga dapat melindungi masyarakat dari bakteri dan virus yang ditularkan dari binatang yang hidup di atap rumah seperti tikus, dan lain-lain.
"Jadi kalau virus nempel bukan dia mati yah, tapi media tersebut (baja yang sudah dilapisi) oleh teknologi dari nexalum anti virus ini bisa membuat virus ini jadi tidak bisa berkembang biak. Otomotis ini punya satu anti microbrial dipermukaan tersebut," beber Stephanus.
Dia menjelaskan, inovasi seperti ini sebenarnya pernah diterapkan saat Hongkong, China dilanda wabah SARS pada tahun 2002-2004 silam.
Saat itu China mencegah penyebaran virus dengan teknologi pelapisan baja dengan cairan anti virus untuk digunakan di transportasi umum seperti MRT, kereta dan tempat umum lain.
Teknologi ini yang kemudian dikembangkan agar dapat diproduksi di pabrik bahan baku baja ringan PT Tata Metal Lestari Grup dari Tatalogam di Cikarang, Jawa Barat.
"Jadi teknologi ini kami kembangkan lagi, yang tadinya hanya bisa diproduksi dengan kuantitias terbatas, tapi dengan kami aplikasikan di mesin pelapisan (CGL) kami, bisa diproduksi lebih cepat dan lebih banyak," kata dia.
Lapisan anti virus pada baja ringan ini diklaim bisa bertahan antara 5-10 tahun tergantung keadaan lingkungan. Di kondisi ekstrem, lapisan bisa bertahan 5 tahun dan tidak butuh perawatan lain.
Karena itu produk ini sangat cocok untuk diaplikasikan pada berbagai benda seperti meja rumah sakit, transportasi umum, perkantoran, rumah pribadi bahkan hingga benda-benda lain yang rawan dihinggapi virus seperti gagang pintu.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.